Kota Terpadu Mandiri Mesuji Propinsi Lampung (studi perencanaan, pelaksanaan, dan dampak program KTM)
Persoalan akses terhad,ap kredit masih menjadi kendala bagi sebagian besar rumahtangga petani. Di lain pihak kebutuhan modal usahatani akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya harga input pertanian seperti henih, pupuk,
obat-obatan dan upah tenaga kerja. Ketersediaan kredit diharapkan akan
mempercepat produksi pertanian dan produktivitas dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani. Tersedianya fasilitas kredit mempengaruhi perilaku produsen secara langsung untuk membeli input atau modal lainnya dan mengakibatkan kenaikan pendapatan usahatani, yang pada tahap berikutnya akan menyebabkan perubahan konsumsi terhadap barang-barang dan jasa.
Usahatani di Indonesia sebagian besar berbentuk usahatani keluarga, ukuran usahatani kecil-kecil, bersifat subsisten dan semi subsisten, sehingga kajiari mengenai kredit tidak hanya dipandang dari sisi petani sebagai produsen hasil pertanian, namun kredit juga harus dilihat dari aspek konsumsi. Oleh sebab itu, perlu mempelajari pengaruh kredit dilihat dari sisi rumahtangga secara utuh yang menagabungkan secara simultan sisi produksi (usahatani) dan sisi konsumsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aksesibilitas rumahtangga petani terhadap pasar kredit, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aksesibilitas rumahtangga petani terhadap sumber kredit dan menganalisis pengaruh akscs krcdit tcrhadap perilaku ckonorni rumahtangga pctani padi sawah. Penclitian ini dilakukan di Kabupaten Sumedang. Ukuran sampel yang digunakan 155 orang petani padi sawah yang diambil melalui multistage cluster random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah survei eksplanatori. Teknik pengumpulan data melalui wawancara. Analisis data yang digunakan adalah statistika deskriptif uji regresi logistik dan analisis simultan (2 SLS).
Hasil penelitian menunjuldcan bahwa rumahtangga petani padi sawah cenderung lebih banyak mengakses sumber kredit informal daripada sumber kredit formal. Pemanfaatan kredit yang dia.mbil rumahtangga petani pada nmumnya untuk menambah modal usahatani, walaupun ada juga yang digunakan untuk keperluan lain. Umur, pendidikan, tingkat suku bunga, luas lahan, jarak ke sumber kredit, waktu proses pinjaman, dan kemudahan meminjam menentukan aksesibilitas rumahtangga padi sawah terhadap pasar kredit di perdesaan. Rumahtangga petani sebagai unit produksi dan konsumsi memberikan respon yang positif terhadap besarnya kredit, akses terhadap sumber kredit dan penurunan suku bunga kredit. Kenaikan besarnya kredit, akses terhadap sumber kredit dan penurunan suku bunga kredit menyebabkan peningkatan penggunaan input produksi dan hasil produksi serta pendapatan usahatani yang pada akhimya akan menyebabkan peningkatan pengeluaran konsumsi dan permintaan tenaga kerja luar keluarga.
No copy data
No other version available