Efektivitas fungi mikoriza arbuskula dan pupuk fosfat dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil dan rendemen minyak jarak pagar (jatropha curcas L.)
Penelitian efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula dan pupuk fosfat dalam
meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan rendemen minyak jarak pagar (Jatropha curcas
L.) dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama bertujuan untuk memperoleh jenis FMA
yang paling kompatibel dalam meningkatkan pertumbuhan bibitjarak pagar pada media
steril dan non steri\. Percobaan kedua bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan
bibit yang diberi FMA dengan bibit yang diberi honnon auxin, dan percobaan ketiga
bertujuan untuk mengetahui interaksi antara dosis FMA dengan dosis pupuk P yang
berpengaruh paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan rendemen
minyak jarak pagar. Semua tahap percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor. Percobaan pertama menggunakan
rancangan acak kelompok (RAK), perlakuannya adalah aplikasi berbagai jenis FMA
(Glomus, Gigaspora, AcauJospora dan campuran ketiganya) dengan media tanam steril
dan non steril, percobaan kedua menggunakan RAJ(, perlakuannya adalah FMA dan
berbagai dosis auksin (NAA 0.5, 1.0 dan 1.5 ppm), dan percobaan ketiga menggunakan
rancangan faktorial dengan perlakuan jenis FMA terbaik hasil percobaan pertama
(FMA campuran) berbagai dosis (0, 10 dan 20 g tanaman") dengan dosis pupuk P (0,
9, 18 dan 27 g tanaman" PzOs). Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa
pertumbuhan bibit, persentase infeksi akar, bobot kering bibit, dan panjang akar terbaik
diperoleh pada perlakuanjenis FMA campuran (Glomus + Gigaspora + AcauJospora).
Persen infeksi akar inokulasi FMA campuran di pembibitan pada 44 hari setelah semai
mencapai 75% untuk media steril dan 83% untuk media non steril. Hasil percobaan
kedua menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit (bobot kering, tinggi bibit dan panjang
akar) aplikasi FMA 10 g tanaman" pengaruhnya setara dengan pemberian auksin
(NAA) 1.0-1.5 ppm. Hasil percobaan ketiga menunjukkan bahwa pengaruh interaksi
antara FMA dengan Pupuk P terjadi pada persen infeksi akar pada saat awal
pertumbuhan generatif (12 minggu setelah tanam). Nilai Laju Asimilasi Bersih (LAB)
dan Laju Tumbuh Relatif (LTR) periode dua mingguan selama lima periode,
ditentukan oleh inokulasi FMA. Inokulasi I:MA selalu memberikan nilai yang lebih
besar dibanding tanpa inokulasi FMA, tetapi keduanya tidak dipengaruhi oleh
pemberian pupuk P. Persentase Infeksi Akar, kandungan P daun, Nisbah Pupus Akar,
komponen hasil, hasil dan rendemen minyak jarak pagar nilainya bergantung pada
inokulasi FMA dan pemberian pupuk P. Pemberian 10 g FMA tanaman" meningkatkan
jumlah buah tanaman", bobot buah tanaman", jumIah biji tanaman", bobot biji
tanaman", bobot 100 biji dan rendemen minyak masing-masing sebesar 15.8%, 18.2%,
15.2%, 20.3%, 4.3%. dan 1.5%. Pada tanaman jarak pagar yang ditanam pada
Inceptisol Jatinangor, dosis pupuk 9 g tanaman" PzOs meningkatkan bobot biji
tanaman" sebesar 10.6% dan bobot 100 biji sebesar 4.8%. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa, aplikasi FMA sebaiknya dilakukan dalam bentuk
konsorsium (campuran berbagai jenis FMA), aplikasi pupuk P yang disertai pupuk
hayati FMA pada tanaman jarak pagar yang ditanam pada Inceptisol dosisnya dapat
dikurangi sampai 50% dari dosis rekomendasi tanpa mengurangi pertumbuhan, hasil
dan rendemen minyak jarak pagar.
No copy data
No other version available