Pengaruh agroindustrialisasi perberasan terhadap pembangunan pertanian berdasarkan agroekosistem lahan sawah irigasi di jawa barat
Transfonnasi struktural ekonomi Indonesia darisektor pertanian ke industri tidak
terjadi sebagaimana mestinya karena pembangunan ekonomi Indonesia diarahkan
langsung ke industri manufaktur yang tidak berbasis sumberdaya lokal.
Peloncatan tahapan pembangunan ini telah menyebabkan terpinggirkannya sektor
pertanian dalam prioritas pembangunan ekonomi nasional. Agroindutrialisasi
menjadi sangat penting untuk menempatkan kembali sektor pertanian menjadi
tulang punggung pembangunan dan mendorong terciptanya struktur
perekonomian yang seimbang, sehingga terjadi transfonnasi struktural
perekonomian yang menjadikan agroindustri sebagai lokomotif pertumbuhan
ekonomi masa depan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran proses dan perkembangan
agroindustrialisasi perberasan berdasarkan agroekosistem di Jawa Barat.
Selanjutnya berdasarkan tingkat perkembangan agroindustrialisasi tersebut dikaji
pengaruhnya terhadap alokasi dan efisiensi penggunaan faktor produksi, tingkat
kesejahteraan ekonomi dan distribusi pendapatan petani padi sawah. Metode
survei pada penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan
melalui penyebaran kueisoner kepada 240 petani, 36 pedagang gabah dan 19
RMU yang tersebar di delapan kabupaten di Jawa Barat. Proses dan
perkembangan agroindustrialisasi perberasan dijelaskan melalui analisis nilai
tambah. Selanjutnya untuk melihat pengaruh agroindustrialisasi terhadap alokasi
dan efisiensi faktor produksi dianalisis melalui analisis fungsi produksi Cobb
Douglass, tingkat kesejahteraan dijelaskan oleh analisis terhadap indikator
indikator kesejahteraan dari aspek ekonomi, sementara distribusi pendapatan
dianalisis melalui Gini Rasio dan Kurva Lorenz.
" .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses agroindustrialisasi perberasan
di Jawa Barat berbeda antar wilayah agroekosistem. Wilayah agroekosisten Pantai
Utara (pantura) merupakan wilayah dengan tingkat agroindustrialisasi perberasan
maju; wilayah Priangan Barat dan Priangan Timur tennasuk kelompok tingkat
agroindustrialisasi perberasan sedang; dan wilayah Jawa Barat Selatan tennasuk
kelompok tingkat agroindustrialisasi perberasan rendah. Semakin maju tingkat
agroindustrialisasi perberasan semakin mendorong petani di wilayah tersebut
untuk semakin tepat mengalokasikan penggunaan faktor produksi dan semakin
meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani. Proses agroindustrialisasi pada
tahapan awalnya akan meningkatkan ketidakmerataan distribusi pendapatan,
namun seiring dengan tingkat agroindustrialisasinya sampai tahapan maju, maka
selanjutnya distribusi pendapatan akan semakin merata.
No copy data
No other version available