Perbandingan metode simpan beku pendinginan lambat dengan vitrifikasi ditinjau dari viabilitas sel, stres oksidatif, apoptosis, dan menumerasi CD34 sel mononuklear darah tali pusat
ABSTRAK
Darah tali pusat (DTP) merupakan salah satu sumber sel punca hematopoetik. Penyimpanan DTP merupakan tahap penting yang menentukan kualitas dan jumlah sel punca untuk dapat digunakan di kemudian hari. Salah satu inovasi terbaru yang laik dipertimbangkan dalam tahap simpan beku DTP adalah metode pendinginan ultra cepat/ultrarapid cooling yang disebut vitrifikasi. Sebelum diaplikasikan, metode tersebut harus dinilai efektivitasnya. Oleh karena itu, tujuan • penelitian ini adalah menilai perbedaan viabilitas, kadar malondialdehid (MDA), tingkat apoptosis, dan jumlah sel CD344 pada populasi sel mononuklear darah tali pusat yang diperkirakan mengandung sel punca hematopoetik sesudah prosedur simpan beku dengan metode vitrifikasi dibandingkan dengan metode pendinginan lambat.
Penelitian ini menggunakan metode kajian intervensional/eksperimental dasar yang dilakukan di laboratorium (in vitro) dengan sel mononuklear DTP sebagai subjek penelitian. Penelitian dilakukan di Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUP dr. Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI) Indonesia di Jakarta sejak Januari sampai dengan Oktober 2009. Pengamatan dilakukan sesudah simpan beku dengan dua media krioprotektan yang berbeda pada DTP berdasarkan jumlah kandungan set mononuklear yaitu 2x10' sel/m1.
Pada penelitian ini didapatkan viabilitas sel mononuklear DTP pascavitrifikasi (91,9%) Iebih tinggi dibandingkan viabilitas pascapendinginan lambat (75,5%) dengan nilai kemaknaan p = 0.003. Kadar MDA pada pascavitrifikasi (56,45 ttM) Iebih tinggi dibandingkan dengan pascapendinginan lambat (33.25 p.M) dengan nilai p < 0,001. Tingkat apoptosis pada pascavitrifikasi (5,18%) tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan pascapendinginan lambat (3,81%) dengan nilai p = 0.138. Jumlah sel CD34- pascavitrifikasi (2,47 set/µL) lebih rendah dibandingkan pascapendinginan lambat (23.32
sel/pL) dengan nilai p = 0,001.
Disimpulkan bahwa teknik vitrifikasi lavak digunakan sebagai metode simpan beku sel mononuklear DTP karena luaran teknik vitrifikasi memiliki viabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pendinginan lambat. Selain itu, tingkat apoptosis sel mononuklear DTP pascavitrifikasi tidak berbeda dengan pascapendinginan lambat. Namun, penelitian rnengenai optimasi teknik vitrifikasi perlu dilanjutkan untuk memperoleh hasil yang lebih balk karena jumlah sel CD34' pascavitrifikasi lebih rendah dibandingkan pascapendinginan lambat dan kadar MDA pascavitrifikasi lebih tinggi dibandingkan pascapendinginan lambat
No copy data
No other version available