Peran diri dan perilaku komunikasi pada buruh anak : Studi fenomenologi pada buruh anak di sektor informal pembuatan sepatu Cibaduyut Kota Bandung
PERAN DIRI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PADA BURUH ANAK
(Studi Fenomenologi Pada Buruh Anak Di Sektor Informal Pembuatan
Sepatu Cibaduyut Kota Bandung)
Anisa Diniati, 210120150008, 2016, "Peran Diri dan Perilaku Komunikasi pada
Buruh Anak: Studi Fenomenologi Pada Buruh Anak Di Sektor Informal Pembuatan
Sepatu Cibaduyut Kota Bandung", Dr. Asep Suryana, M.Si sebagai Ketua Tim
Pembimbing dan Dr. Atwar Bajari, M.Si sebagai Anggota Tim Pembimbing, Fakultas
llmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran diri dan pengalaman buruh
anak tentang perilaku komunikasinya. Teori yang mendasari penelitian ini adalah
Teori Fenomenologi dari Viktor Frankl, teori The Looking Glass Self dari Cooley,
dan Teori Interaksi Simbolik dari George Herbert Mead. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan. fenomenologi sebagai metode penelitiannya. Subjek
penelitian terdiri dari 6 orang informan kunci yang berperan sebagai buruh anak di
tempat pembuatan sepatu Cibaduyut Kota Bandung. Dan pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan pengumpulan audio dan
visual.
Dari seluruh proses penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa perjalanan seorang anak hingga bisa memainkan peran dirinya
sebagai buruh anak, tidak terlepas dari sebuah proses. Peran anak sebelum menjadi
buruh, didominasi oleh aktivitas sekolah, bermain, dan meminta uang pada orang tua.
Namun, adanya desakan sosial yang berasal dari anggota keluarga, teman usia
dewasa, dan lingkungan tetangga menjadi faktor utama yang mendorong anak
menjadi buruh anak. Selama memainkan perannya, mereka membangun sebuah
makna tentang peran dirinya, yaitu peranan ganda statis dan peranan ganda dinamis.
Peranan tersebut mendorong mereka memiliki suatu keterampilan peranan yang
didasarkan pada orientasi kerja mereka. Namun dari semua hal yang dilakukan oleh
buruh anak dalam memainkan peranannya, terdapat beberapa resiko peranan yang
hams mereka tanggung dan jalani hingga saat ini.
Buruh anak dalam memainkan perannya tidak terlepas dari pengalaman mereka
tentang perilaku komunikasinya. Pengalaman buruh anak tentang perilaku
komunikasi erat kaitannya dengan komunikasi mereka di bengkel sepatu dengan bos,
majikan, rekan kerja dewasa maupun sesama buruh anak, peer group, hingga anggota
keluarga. Komunikasi buruh anak dengan keempat lingkungannya tersebut,
mendorong mereka untuk menciptakan karakteristik budaya yang khas berupa dunia
simbol yang mereka ciptakan bersama.
No copy data
No other version available