Pertukaran sosial dalam proses rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa : studi pada panti rehabilitasi sosial Mental Mentari Hati Tasikmalaya
Pada dasamya proses rehabilitasi membuka akses terjadinya interaksi
antara terapis dan klien serta mendapatkan dukungan sosial dari
keluarga/masyarakat sehingga terjadi relasi sosial dalam pelaksanaannya.
Demikian pula halnya dengan proses rehabilitasi terhadap orang dengan gangguan
jiwa di Panti Rehabilitasi SosiaI Mental Mentari Hati Tasikmalaya. Relasi antara
relawan dan mantan penderita gangguan jiwa serta dukungan dari warga membuat
proses rehabilitasi di Mentari Hati dapat berjalan selama 8 tahun.
Teori yang digunakan adalah pertukaran sosial Peter M Blau. Teknik
pengambilan sampeI dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling atau
sampel bertujuan. Informan yang dipilih antara lain relawan, mantan penderita
gangguan jiwa dan warga yang terlibat dalam pelaksanaan rehabilitasi. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Tahapan
analisis data dilakukan antara lain mengorganisasikan data, pengelompokan
berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban, menguji asumsi atau permasalahan
yang ada terhadap data, dan mencari alternative penjelasan bagi data.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa terjadi pertukaran sosial
antara relawan, mantan penderita gangguan jiwa, dan warga dalam proses
rehabiIitasi oaG] dilihat melalui: (1) Tahap penjaringan. (2) Proses terapi dan (3)
Tahap uji cob a, yang menghasilkan pertukaran pada aspek spiritual berupa
perasaan, sikap dan pengetahuan, sedangkan aspek materil berupa upah yang
didapat.
Peneliti juga menemukan, keterlibatan relawan, mantan penderita
gangguan jiwa dan warga dalam proses rehabilitasi ODGJ didasarkan atas
ketertarikan nilai individu dan nilai lingkungan yaitu; keinginan meningkatkan
kualitas hidup, keinginan meningkatkan kualitas diri di mata Tuhan dan hubungan
kekerabatan. Reward yang didapat relawan dalam proses rehabilitasi ODG] yaitu;
mendapatkan pekerjaan, uang, pujian dan kehormatan dari warga, dan
mendaptkan pengetahuan tentang ODGJ dan proses rehabilitasi. Sedangkan
reward yang didapat mantan penderita gangguan jiwa yaitu; merasa lebih
"dihargai" oleh warga, perasaan aman dan mendapatkan pekerjaan juga
penghasilan. Dan untuk reward yang didapat warga dalam proses rehabilitasi
aDO] yaitu; merasa Iebih aman dad gangguan ODGJ yang berkeliaran di jalan,
ketenangan batin, dan perasaan bahagia bisa berbagi. Maka, reward dalam proses
rehabilitasi ODG] di Mentari Hati dominan pada reward intrinsic; sehingga
hubungan social dalam proses rehabilitasi ODGJ di Panti Rehabilitasi Sosial
Mental Mentari Hati Tasikmalaya bersifat asimetris.
No copy data
No other version available