Pengaruh Inovasi produk dan media sosial terhadap Brand Awareness pada merk lokal sepatu kulit di Bandung
AFT A te1ah merubah persaingan dalam pasar domestik, semakin
meruncingnya persaingan membuat beberapa unit usaha gulung tikar. Beberapa
merek yang masih bertahan perlu mengembangkan usahanya dengan menciptakan
'keunggulan kompetitif dibandingkan pesaingnya. Merek perlu dibangun dan dikelola
dengan baik oleh perusahaanlentrepreneur. Seperti yang disampaikan oleh Boyle
(2007:124) Merek adalah kunci utama perusahaan untuk dapat bertahan dalam
lingkungannya dan persaingan yang se1alu berubah.
Salah satu yang dapat digunakan untuk membangun merek yang baik ialah
dengan melakukan inovasi produk. Memunculkan ciri khas produk yang
membedakannya dengan produk pesaing, akan meningkatkan keunggulan kompetitif
dan daya saing suatu merek. Inovasi produk tidak hanya berada pada penciptaan
produk barn dan perubahan desain, namun didalamnya perlu ada pengembangan
produk dan perbaikan terhadap inovasi teknis produk.
Ramainya persaingan antara merek - merek sepatu kulit, mengakibatkan
konsumen sulit untuk mengingat suatu merek (brand awareness). Hal ini ditunjukkan
dengan adanya beberapa konsumen yang tidak mengenal sama sekali merek lokal
sepatu kulit di Bandung. Untuk meningkatkan kesadaran merek konsumen,
perusahaan dirasa perlu didukung oleh teknologi, khususnya teknologi informasi.
Pengelolaan media sosial dinilai memiliki banyak kelebihan dan memiliki biaya yang
murah. Hal ini menjadi peluang bagi merek lokal untuk dapat memperluas pangsa
pasar sekaligus meningkatkan brand awareness konsumen.
Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Kementrian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia tanggal November 2013 pada web site menkominfo.
Diketahui populasi penduduk indonesia yang menggunakan intemet ialah sebesar
kurang lebih 63 juta pengguna dan 95%, diantaranya pengguna media sosial.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh inovasi produk
dan media sosial terhadap brand awareness, data yang digunakan adalah penyebaran
kuesioner yang .terdiri dari 100 responden, alat analisis yang digunakan untuk
menguji hipotesa adalah analisis jalur (path analysis). Hasil pengujian hipotesa
deskriptif menunjukan bahwa inovasi produk dalam kategori cukup baik, media
sosial dalam kategori baik, dan brand awareness dalam kategori baik. Pengujian
hipotesa verifikatif menunjukan bahwa inovasi produk dan media sosial berpengaruh
secara simultan terhadap brand awareness, dan secara parsial pengujian inovasi
produk berpengaruh secara langsung sebesar 34,9% terhadap brand awareness dan
media sosial berpengaruh sebesar 16,2% terhadap brand awareness.
No copy data
No other version available