Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (PBM) di Kabupaten Pangandaran
Disertasi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan langsung. studi dokumentasi, dan diskusi kelompok. Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan proses triangulasi, verifikasi, dan interpretasi dengan rnengelaborasikannya dengan teori-teori yang relevan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan ABSTRAK
Disertasi ini adalah penelitian kajian budaya yang membahas tentang proses kegiatan pemberdayaan masyarakat sektor pariwisata di Pangandaran pascatsunami. Mayoritas masyarakat di Pangandaran tidak berdaya dalam kegiatan pengernbangan pariwisata, sebagai bagian dari aktivitas masyarakat, pascatsunarni yang terjadi pada 17 Juli 2006. Situasi ini mendorong organisasi dunia, yaitu United Nations World Tourism Organization (UNWTO) yang bekerja sama dengan pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) melaksanakan program pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang dimulai sejak 2007.
masyarakat dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Kabupaten Pangandaran sudah dapat niewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat. Hal ini salah satunya dikarenakan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dijiwai oleh nilai kearifan lokal awak sakujur yang mengandung arti, bahwa pengembangan pariwisata berbasis masyarakat harus dimulai dari diri sendifi terlebih dahulu sebelum mengajak orartg lain. Jadi ada nilai keteladanan yang dicontohkan oleh masyarakat penggerak kegiatan pariwisata. Selain itu pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dengan menggunakan pendekatan lima dimensi, sudab baik pada empat dimensi yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, dan penyokongan, sedangkan yang belum optimal adalah dalam dimensi pemeliharaan. Hal ini disebabkan belum adanya komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, serta fungsi hakiki pemberdayaan masyarakat yang seharusnya dilaksanakan secara terintegrasi, masih dilakukan secara parsial.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pengernbangan pariwisata berbasis masyarakat juga ditentukan oleh dimensi pengawasan untuk menjaga kesinambungan keberdayaan dan kemandirian masyarakat di masa mendatang. Hasil penelitian disertasi ini adalah dialektika dari tesis pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pariwisata kovensional, memanculkan antitesis pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (PBM) yang dijiwai nilai kearifan lokal dengan pendekatan lima dimensi (5P), yang akhimya menghasilkan sintesis pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat (PBM) yang dijiwai etch nilai kearifan lokal awak sakujur dengan pendekatan enam dimensi (6P).
No copy data
No other version available