Kontrol optimal pada model penanggulangan penyakit tuberkulosis
KON I ROL OPTIMAL PADA MODEL PENANGGULANGAN
PENYAKIT TUBERKULOSIS
Oleh
Jonner Nainggolan
140130120002
Disertasi Doktor, Program Paseasarjana Universitas Padjadjaran
Promoter : Sud radj at Supian
Co-Promotor : Asep Kuswandi Supriatna dan Nursanti Anggriani
ABSTRAK
Penyakit tuberkulosis (113) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular yang cepat menye bar karena bakteri penyebab tuberkulosis dapat terbawa udara bebas. Pencegahan individu agar tidak terinfeksi penyakit tuberkulosis dapat dilakukan dengan vaksinasi Baccilus Calmete Guerin (BCG) kepada bayi (umur 2-3 bulan). Masalah penanggulangan penyakit tuberkulosis dunia saat ini adalah timbulnya resistensi terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Individu yang terinfeksi penyakit tuberkulosis yang rriasih sensitif terhadap OAT dapat disembuhkan dengan minuet OAT secara rutin selama 6 bulan, sedangkan yang sudah resisten terhadap OAT pengobatannya membutuhkan obat yang lebih ampuh, biaya yang lebih besar dan waktu pengobatan lebih lama sampai 20 bulan. Model matematika mempunyai peranan penting untuk menganalisis penyebaran dan mengoptimalkan penanggulangan penyebaran penyakit tuberkulosis. Dalam disertasi ini dikaji model matematika penyebaran penyakit tuberkulosis yang resisten terhadap OAT dengan memperhatikan kompartemen vaksinasi. Penanggulangan penyakit tuberkulosis dapat dilakukan dengan memberikan tindakan vaksinasi, chemoprophylaxis dan pengobatan. Sedangkan untuk mengoptimalkan penanggulangan penyebaran penyakit tuberkulosis diberikan tindakan kontrol u1 yaitu upaya mengurangi jumlah individu kompartemen vaksinasi menjadi terinfeksi penyakit tuberkulosis, kontrol u2 yaitu upaya mengurangi jumlah individu kompartemen exposed yang sensitif terhadap OAT masuk ke kompartemen infected yang sensitif terhadap OAT, dan kontrol u3 yaitu upaya mengurangi jumlah individu kompartemen infected yang sensitif terhadap OAT masuk ke kompartemen infected yang resisten terhadap OAT. Pada model transmisi penyebaran penyakit tuberkulosis dengan memperhatikan kompartemen vaksinasi yang dikaji diperoleh: Tindakan vaksinasi dapat menurunkan jumlah
individu kompartemen terinfeksi aktif atau pasif dan meningkatkan jumlah individu kompartemen removed. Pada model transmisi penyebaran penyakit tuberkulosis yang hanya resisten terhadap OAT dengan memperhatikan kompartemen vaksinasi 'yang dikaji diperoleh: Tindakan vaksinasi, chemoprophylaxis, dan pengobatan secara bersama-sama lebih efektif menurunkan jumlah individu terinfeksi yang sensitif maupun yang resisten terhadap OAT dibandingkan dengan tindakan sendiri-sendiri. Tindakan chemoprophylaxis lebih efektif menurunkan jumlah individu kompartemen exposed yang hanya sensitif terhadap OAT dibandingkan dengan tindakan vaksinasi dan pengobatan. Tindakan pengobatan lebih efektif menurunkan jumlah individu kompartemen terinfeksi yang hanya sensitif terhadap OAT dibandingkan dengan tindakan vaksinasi dan chemoprophylaxis. Tindakan vaksinasi atau chemoprophylaxis lebih efektif menurunkan jumlah individu kompartemen terinfeksi yang hanya resisten terhadap OAT dibandingkan dengan tindakan pengobatan. Kontrol optimal pada model penanggulangan penyebaran penyakit tuberkulosis yang dikaji diperoleh: Eksistensi kontrol optimal, karakteristik kontrol optimal dan solusi tunggal kontrol optimal. Tindakan kontrol u1, u2 dan u3 secara bersarna-sama lebih efektif menurunkan jumlah individu terinfeksi tuberkulosis yang sensitif maupun yang resisten terhadap OAT dibandingkan dengan tindakan kontrol sendiri-sendiri atau tanpa kontrol. Tindakan kontrol u1, u2 dan u3 secara bersaxna-sama lebih efektif menurunkan jumlah individu yang terinfeksi tuberkulosis yang sensitif terhadap OAT dibandingkan dengan u1 dan u2 atau u1 dan u3 atau u2 dan u3 secara bersama-sama atau tanpa kontrol. Tindakan kontrol u1 lebih efektif menurunkan jumlah individu yang terinfeksi tuberkulosis, balk sensitif ataupun yang resisten terhadap OAT dibandingkan dengan tanpa kontrol. Tindakan kontrol u2 dan u3 secara bersama-sama lebih efektif menurunkan jumlah individu yang terinfeksi tuberkulosis sensitif terhadap OAT dibandingkan dengan tanpa kontrol.
Kata kunci: Penyakit tuberkulosis, model transmisi penyakit tuberkulosis, vaksinasi, resistensi terhadap OAT, ratio reproduksi vaksinasi, titik ekuilibrium, kontrol optimal.
No copy data
No other version available