Pengaruh kepribadian 5 besar dan norma subyektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa STMIK "AMIKBANDUNG"
Badan Pusat Statistika mencatat bahwa pengangguran di Indonesia selalu
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jika dilihat dalam kurun waktu lima tahun
kebelakang dari tahun 2008 hingga tahun 2013, angka pengangguran di Indonesia
mengalami penurunan, fakta bahwa pengangguran yang walaupun menurun namun angka
pengangguran tetap ada. Untuk mengatasi keterbatasan lapangan pekerjaan diharapkan
lulusan dari perguruan tinggi juga mampu membuka usaha sendiri, dan salah satu caranya
adalah dengan menerapkan kurikulum kewirausahaan di beberapa kampus-kampus baik
jurusan bisnis maupun non bisnis dan tidak hanya diterapkan di universitas tapi juga di
sekolah menangah (Sihombing, 20] 2), dan STMIK "AMIKBANDUNG" adalah salah
satu sekolah tinggi non bisnis yang juga menerapkan kurikulum kewirausahaan. Salah
satu solusi untuk mengatasi pengangguran khususnya dikalangan educated people adalah
dengan memunculkan intensi berwirausaha pada diri mahasiswa. Dengan mengetahui
intensi seseorang untuk berwirausaha, maka secara umum dapat diprediksi kemungkinan
orang tersebut untuk memulai suatu usaha atau berwirausaha di masa depan (Krueger &
Casrud, 1993 dalam Melvin Wong, 2006). Adanya intensi berwirausaha pada diri
seseorang bisa dipengaruhi oleh faktor kepribadian lima besar dan norma subyektif,
Penelitian IDl dilakukan dengan metode kuantitatif, untuk menjawab
permasalahan yang telah dirumuskan dan mengetahui pengaruh dari variabel kepribadian
lirna besar dan norma subyektif terhadap intensi berwirausaha mahasiswa STMIK
"AMIKBANDUNG" .
Dari hasil penelitian yang didapat adalah kepribadian lima besar dan norma
subyektif berpengaruh terhadap intensi berwirausaha baik secara parsial maupun
simultan.
No copy data
No other version available