Akronim dalam bahasa Indonesia : kajian kefonotaktikan
Tesis yang berjudul "Akronim dalam Bahasa Indonesia: Kajian Kefonotaktikan" ini
adalah penelitian yang menggunakan teori fonotaktik bahasa . Indonesia. Teori
fonotaktik tersebut meliputi gugus vokal, deret vokal, gugus konsonan, deret
konsonan, dan suku kata bahasa Indonesia yang lazim (suku kata vokal, suku kata
vokal konsonsan, suku kata konsonan vokal, suku kata konsonan vokal konsonan).
Namun, gugus vokal dan suku kata vokal konsonan tidak dibahas karena tidak
ditemukan dalam data. Data terse but dalam bentuk akronim yang diambil dari surat
kabar nasional Januari 2012-Maret 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa deret vokal,
gugus vokal, deret konsonan, dan suku kata bahasa Indonesia lazim digunakan dalam
data. Akan tetapi, tidak semua unsur tesebut dipakai dalam data. Meskipun tidak
dipakai dalam data, deret fonem (deret vokal, gugus konsonan, deret konsonan)
terse but banyak terdapat dalam leksem Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pemakaian satu suku kata vokal dalam data didominasi vokal la!. Suku kata vokal le/
tidak ditemukan dalam data. Akronim yang menggunakan dua suku kata (KV) dalam
data mendominasi pemakaiannya. Akronim yang berfonotaktik tidak lazim umumnya
terdapat pada deret konsonan Imd/, /nm/, Ipk/, dan IpmJ. Akronim dengan dua
konsonan berurutan yang sama terdapat pada konsonan /pp/, /ss/, /mm/, dan IttI.
Akronim dengan konsonan rangkap adalah Idh/, Ingg/, dan Ind/. Akronim yang
menggunakan konsonan yang tidak bisa menjadi penutup suku kata umumnya adalah
akronim berpenutup suku kata dengan konsonan Ig/ dan Id!. Akronim yang
menggunakan konsonan penutup suku kata /e/ tidak ditemukan dalam data akronim.
No copy data
No other version available