Kajian Sisyem Pengelolaan Lumbung Sebagai Cadangan Pangan Masyarakat Desa Di Kampung Naga Tasikmalaya Dan Di Desa Rejosari Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang
KAJIAN SISTEM PENGELOLAAN LUMBUNG
SEBAGAI CADANGAN PANGAN MASY ARAKAT DESA
DI KAMPUNG NAGA TASIKMALAYA DAN DI DESA REJOSARI
KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG
ABSTRAK
Kajian ini dilatarbelakangi oleh kondisi ketersediaan pangan yang akan
terpengaruh oleh pemanasan global. Pemanasan global yang terjadi akan
mengakibatkan kerawanan pangan di daerah-daerah. Untuk mengantisipasi kondisi
tersebut maka dikembangkan suatu konsep cadangan pangan yaitu lumbung pangan.
Keadaan lumbung yang berkembang dan biasa dijumpai di desa-desa tentu akan
berbeda dengan lumbung yang berada pada masyarakat yang memegang teguh adat
sebagai pedoman hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem
pengelolaan lumbung pangan dalam usaha peningkatan ketahanan pangan masyarakat
desa Rejosari Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dan
Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat, mengetahui partisipasi
masyarakat dalam mengeJola lumbung pangan pada kedua tempat tersebut, dan
mengetahui kelestarian Iingkungan dalam pengelolaan masing-rnasing lumbung
pangan.
Metode yang digunakan yaitu kombinasi antara metode kualitatif dan metode
kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan melalui wawancara terstruktur terhadap
informan kunci dan observasi dengan tujuan untuk mengeksplorasi informasi tentang
tujuan penelitian. Metode kuantitatif dilakukan melalui survei untuk mengetahui
besarnya partisipasi pada masing-rnasing masyarakat yang menjadi anggota lumbung
pangan
Melalui penelitian ini diketahui bahwa sistem pengelolaan lumbung pangan desa
Rejosari berbeda dengan lumbung pangan masyarakat Kampung Naga. Perbedaan
tersebut disebabkan adat yang berlaku di Kampung Naga, sedangkan di Rejosari tidak
ada adat setempat yang berlaku dan hanya berpcdoman pada AD/AR T dalam
menjalankan lumbung. Lumbung pada Desa Rejosari sifatnya menyerupai koperasi
sedangkan Kampung Naga bersifat sosial untuk kepentingan umum Kampung Naga.
Tingkat partisipasi masyarakat Rejosari tcrhadap Jumbung lebih tinggi dibandingkan
dengan masyarakat Kampung Naga. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya
perbedaan fungsi lumbung pangan di kedua tempat. Kelestarian Iingkungan yang
terjadi dalam kaitannya dengan pengeJolaan lumbung pangan pada Kampung Naga,
yaitu budidaya tanaman padi tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia serta
tehnik pergiliran tanaman dan sistem pemberaan diterapkan untuk memutus rantai
makanan bagi hama tanaman padi. Selain itu kelestarian varietas tanaman padi lokal
terjaga dengan selalu menyimpan benih tersebut dalam lumbung, sehingga
keberlanjutan dalam menyediakan bib it dapat terwujud.
No copy data
No other version available