Perdagangan Tumbuhan Hias Liar Asli (Wild Native) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) Di Kawasan Cibodas, Cianjur, Jawa Barat
Penelitian tetang Perdagangan Tumbuhan Hias Liar Asli (THLA) telah dilakukan
di Kawasan Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, pada bulan Oktober 2012 sampai Mei
2013. Penelitian dengan focus jenis-jenis THLA Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (lNGP), bertujuan mengetahui jenis-jenis yang diperdagangkan, harga,
volume penjualan, status konservasi, rantai perdagangan dan pelaku yang yang
terlibat di dalamnya, rantai nilai, nilai marjin tata niaga, share harga dan formulasi
strategi konservasi yang tepat untuk diimplementasikan pada perdagangan THLA.
Pengumpulan data dilakukan dengan mensampling pedagang tanaman hias dan
menelusuri rantai perdagangan tanaman hias. Metode studi pustaka dan studi
herbarium digunakan dalam menganalisis data untuk mengetahui jenis-jenis
HILA. Data sekunder hasil studi pustaka tentang data persebaran alaminya
digunakan untuk mngetahui ke-native-an THLA. Data sekunder dari Lampiran
Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999, daftar Apendiks CITES terbaru, dan
IUCN Red List versi terbaru (2012) digunakan untuk mengetahui status
konservasi THLA yang diperdagangkan. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang
dan Ancaman (SWOT), dan rnatrik Qualitative Strategic Planning Matrix
(QSPM) digunakan untuk memformulasi dan memilih strategi konservasi THLA.
Hasil penelitian menunujukkan 38 jenis tumbuhan hias liar asli specimen alam
diperdagangkan, 1 jenis di antaranya masuk kategori dilindungi berdasarkan pp
No.7 Tahun 1999, 2 jenis memiliki satus (Low risk) dan 1 jenis memiliki status
berdasarkan criteria mCN, 1 jenis masuk daftar Appendiks I dan l3 jenis masuk
daftar Appendiks II CITES. Rantai Perdagangan THLA melibatkan ekstraktor,
pengepul (bandar), pedagang pengecer dan konsumen. Perkiraan total nilai
perdagangan THLA per tahun mencapai Rp. Rp. 609.890.000, total nilai margin
tata niaga sebesar Rp. 244.378.500, dengan rata-rata nilai marjin tata niaga setiap
jenis sebesar Rp. 6.109.462,5 dan rata-rata share ekstraktor hanya 15,96 %. Hasil
formulasi strategi menunjukkan strategi konservasi terbaik untuk
diimplementasikan pada kegiatan perdagangan tanaman hias adalah "Strategi
membangun unit penangkaran".
No copy data
No other version available