Efektifitas logoterapi untuk menurunkan tingkat depresi orang dengan HIV/AIDS
Logoterapi merupakan psikoterapi yang berfokus pada makna eksistensi manusia
dan pencarian manusia akan makna. Suatu kondisi yang jika tidak terpenuhi dapat
menimbulkan kondisi penghayatan hidup tanpa makna yang salah satu dampaknya
muncul pada simtom-simtom depresi.Depresi merupakan hasil ketidakmampuan
individu dalam rnengidentifikasi dan mengejar makna sehingga penemuan akan
makna diharapkan dapat menghilangkan kondisi depresi. Untuk membuktikan hal
tersebut, peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk melihat efektifitas
Logoterapidalam menurunkan tingkat depresi pad a orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan rancangan
Nonequivalent control group design. Responden dalam penelitian ini adalah orang
dengan HIV/AIDS yang terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Depresi diukur dengan menggunakan skala depresi dari Zung yang
ditujukan untuk melihat criteria diagnostic depresi dan mencakup sebagian besar
kriteria yang terdapat pada DSM IV. Selain itu dilakukan juga observasi dan
wawancara simtom depresi pada setiap sesi. Korelasi item total pada alat ukur ini
bergerak dari 0,335 hingga 0,856. Sedangkan reliabilitas alpha sebesar 0,753,
lebih besar dari r tabel 0,296, artinya memiliki reliabiIitas yang baik. Intervensi
Logoterapi dilakukan dalamenam sesi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara kuantitatif, total perbedaan skor
pre-post test kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan total perbedaan skor
pre-post test kelompok kontrol namun tidak terdapat perbedaan statistik yang
signifikan sebelum dan setelah pemberian logoterapi pada skor kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang memiliki sampel kecil yaitu 2 orang pada
masing-masing kelompok. Secara kualitatif terlihat adanya efektifitas Logoterapi
terhadap perubahan kondisi depresi kelompok eksperimen yang dipengaruhi oleh
adanya sumber makna yang disadari, sikap terhadap kondisi yang dialami serta
respon terhadap proses terapi. Khususnya pad a aspek anhedonia, disphoria,
perasaan berharga dan okupasi terhadap kematian.
No copy data
No other version available