Studi fenomologi tentang komunikasi remaja pengguna narkoba
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi yang dilakukan oleh
remaja pengguna narkoba dengan sesama pengguna, konselor, di dalam kelompok
dan dengan orangtua. Penelitian ini berlokasi di RSKO Jakarta. Penelitian ini
menggunakan perspektif fenomenologi dan teori Interaksi Simbolik, sebagai suatu
acuan untuk menggali informasi dan persepsi serta melihat perilaku komunikasi
para informan sebagai subjek penelitian. Data diperoleh dengan cara wawancara
mendalam, pengamatan berperanserta, dan studi dokumentasi. Metode penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama,
proses komunikasi dengan sesama pengguna. Proses komunikasi dengan sesama
pengguna terjadi dalam situasi formal dan non formal. Dalam situasi formal
biasanya terjadi pada kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pada situasi non
formal, misalnya pada perbincangan sehari-hari, residen bebas mengungkapkan
apa yang ada dalam pikiran mereka. Contohnya, residen saling berbagi cerita
tentang pengalaman hidup ketika masih menggunakan narkoba hingga
pengalaman selama di RSKO Jakarta. Kedua, proses komunikasi dengan
konselor/ brother. Proses komunikasi ini bertujuan membangun karakter dan
mental yang kuat dalam diri residen sehingga benar-benar bisa meninggalkan atau
melupakan narkoba. Ketiga, proses komunikasi di dalam kelompok. Proses
komunikasi ini sengaja diadakan agar residen terbiasa memecahkan sebuah
permasalahan secara bersama. Selain itu, dalam setiap kegiatan diskusi ini,
residen akan merasa tertantang untuk termotivasi memecahkan masalah dengan
rekan lainnya dan menyatukan visi mereka. Selain itu, adapun tujuan proses
komunikasi di dalam grup ini, guna membangun rasa percaya diri residen dalam
menghadapi dunia luar atau masyarakat. Keempat, proses komunikasi dengan
orangtua. Dalam proses komunikasi ini, peran orangtua sangatlah besar dalam
mendukung perkembangan mental dan karakter residen. Dengan kata lain, remaja
pengguna narkoba butuh perhatian dari orangtua ataupun keluarga. Karena itu,
diperlukan peran keluarga dalam mendukung penyembuhan residen, yaitu : dalam
kunjungan, dukungan dan motivasi, kepercayaan, dan pujian.
No copy data
No other version available