Busana Kaum Menak Priangan 1808 - 1942
Busana merupakan salah satu aspek dari gaya hidup. Busana menjadi
tanda pengenal seseorang dalam masyarakat. Bagi kaum menak Priangan, busana
merupakan simbol status, simbol kekuasaan mereka terhadap rakyatnya. Menak
sebagai kaum bangsawan memiliki kekuasaan yang tidak terbatas atas rakyatnya.
Tidak terbatas artinya adanya anggapan bahwa bupati memiliki kekuatan magisĀ
religius yang ditakdirkan oleh Tuhan kepadanya sehingga ia memiliki kekuasaan
yang mutlak, tunggal, dan menyeluruh. Oleh karena itu, untuk meneguhkan
kekuasaannya diciptakanlah simbol-simbol seperti busana, hiasan-hiasan dalam
busana: kancing dan sulaman, perlengkapan-perlengkapan kebesaran yang diatur
dalam staatsblad. Aturan berbusana tersebut perlahan-lahan mulai ditinggalkan
seiring dengan terjadinya pembaratan di Hindia Belanda pada umunya dan di
Priangan khususnya mulai akhir ab ad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pada masa
itu, busana-busana din as bupati yang diatur dalam peraturan khusus mulai tergeser
oleh busana-busana gaya Eropa seperti jas, kemeja, dan celana pantalon. Hal yang
paling menonjol pada masa itu adalah perubahan busana perempuan. perubahan
yang esensial terjadi pada pemakaian wama dan hiasan, serta motifkebaya. Untuk
melakukan penelitian ini diperlukan suatu metode sistematis. Penelitian ini
menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahapan kerja yaitu heuristik,
kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain itu, digunakan pula konsep dan teori
dari ilmu politik, antropologi politik, dan budaya visual. Dari penelitian ini dapat
disirnpulkan bahwa aturan busana yang ditetapkan oleh Pemerintah Belanda
sesungguhnya menunjukkan turunnya kewibawaannya rnereka. Hal ini disebabkan
kedudukan bupati dalarn struktur birokrasi kolonial berada di bawah kekuasaan
Pernerintah Belanda. Oleh karena itu tidak rnengherankan jika aturan berbusana
tersebut menggunakan sirnbol-sirnbol Belanda. Narnun dernikian, aturan tersebut tergeser ketika kaum rnenak memperoleh pendidikan barat dan mulai
menggunakan bus ana gaya Eropa. Penggunaan busana gaya Eropa semakin sering
terlihat dengan dibukanya toko bus ana dan penjahit. Selain itu juga, pendidikan
barat menjadi salah satu faktor munculnya kesadaran berpenarnpilan di kalangan
perempuan menak.
No copy data
No other version available