Penentuan determinan penghentian pemakaian konterasepsi dengan regresi Cox Proportional Hazard dan pengelompokan akseptor KB dengan Survival Tree
Program Keluarga Berencana (KB) secara perlahan popularitasnya semakin
menurun sehingga mengakibatkan meningkatnya angka kelahiran. Oleh karena
itu, revitalisasi program KB kemudian dicanangkan karena adanya indikasi
fenomena baby booming tahap kedua. Potensi baby booming diharapkan dapat
diminimalisasi melalui peningkatan prevalensi kontrasepsi yang berarti
penurunan tingkat penghentian pemakaian kontrasepsi. Wanita yang berhenti
memakai kontrasepsi cenderung berisiko mengalami keharnilan yang tidak
diinginkan dan risiko kematian ibu. Dengan mengetahui determinan (faktorĀ
faktor yang mempengaruhi) penghentian pemakaian kontrasepsi, maka
diharapkan tingkat penghentian pemakaian kontrasepsi dapat diturunkan. Untuk
menganalisis determinan dari penghentian pemakaian kontrasepsi, digunakan
analisis survival, yaitu regresi Cox proportional hazard. Hasil analisis
menunjukkan bahwa determinannya adalah metode kontrasepsi, tingkat
pendidikan tinggi, status sosial ekonorni rendah (skor 1,2,3), umur dan agama.
Salah satu cara yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
prevalensi kontrasepsi adalah melalui sosialisasi program KB kepada
masyarakat. Untuk penentuan target utama sosialisasi dapat ditempuh dengan
pembentukan kelompok melalui survival tree. Hasilnya diperoleh beberapa
kelompok akseptor KB yang rentan berhenti memakai kontrasepsi sebagai
target sosialisasi.
Abstract
Family Planning (KB) slowly decreasing in popularity thus resulting in
increased birth rate. Therefore, government revitalize the family planning
program because there is an indication of baby boom in the second phase.
Baby boom's phenomenon is expected to be minimized trough increasing of
contraceptive prevalence which means a decreasing of contraceptive
discontinuation. Women who stopped using contraceptives tend to be at risk of
No copy data
No other version available