Konstruksi identitas guru profesional sebagai komunikator pendidikan
KONSTRUKSI IDENTITAS GURU PROFESIONALSEBAGAI
KOMUNIKA TOR PENDIDIKAN
Disertasi dengan judul Konstruksi Identitas Guru Profesional sebagai
Komunikator Pendidikan di Kota Bandung, bertujuan melihat bagaimana guru
memaknai diri dalam konteks profesionalisme. Menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi untuk menjawab pertanyaan penelitian:
bagaimana konstruksi makna guru sebagai sebuah profesi, makna guru
profesional, makna sertifikasi guru, sistem rekrutmen, dan kompetensi
komunikasi guru. Data diperoleh dari 13 guru sebagai key informants.
Dari penelitian ini muncul dua kategori makna identitas guru yaitu profesi
mulia (positif) yang dinyatakan dengan istilah: guru sebagai the inspiring man,
profesi sosial (pengabdian), guru sebagai media transformasi peradaban demi
membangun karakter bangsa. Kedua, guru sebagai profesi pinggiran (negatif)
yang dinyatakan melalui istilah: guru adalah profesi cadangan, dan profesi yang
termarjinalkan.
Sedangkan makna guru profesional diperoleh melalui karakter yang dimiliki,
yaitu: mempunyai visi & misi pendidikan, berintegritas, berkarakter, ikhlas,
lulusan kependidikan, memiliki sifat menghibur, menjalankan kode etik, dan
kompeten. Sedangkan sertifikasi guru dimaknai secara positif: bukti profesional
seorang guru dan pertambahan penghasilan (kesejahteraan). Sedangkan makna
negatif: sertifikasi sekedar administrasi (portofolio) yang tidak ada kaitan dengan
kinerja dan tidak berbanding lurus dengan profesional.
Temuan lain dari penelitian ini bahwa profesi guru tepat dilakukan dengan
penuh kesabaran dan telaten oleh perempuan karena sifat keibuan dengan
memiliki naluri mendidik yang memang dibutuhkan dalam proses pendidikan,
serta karakter cenderung tidak pamrih. Terakhir, guru sebagai komunikator
pendidikan perlu memiliki kompetensi komunikasi yaitu: kemampuan persuasif,
retorika, menjadi pendengar yang baik, performance menarik, bahasa tubuh,
menggunakan media yang tepat, serta memiliki kemampuan analisis khalayak.
. Gambaran kondisi guru dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan
rujukan pengambil kebijakan dalam pengembangan dan rekrutmen guru maupun
pengeIoIa pendidikan keguruan secara Iebih baik agar dapat mencetak
komunikator pendidikan yang diharapkan sehingga menjadi daya ungkit
meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Terakhir, sertifikasi sebagai sebuah
konsep yang baik, perlu pembenahan dan harns bersifat temporer tidak
permanen.
No copy data
No other version available