Korelasi antara rasio kadar IL-10/TNFa dengan nilai skoring sofa pada pasien sepsis yang mendapat terapi glutation intravena
Berat ringannya Systemic Inflammatory Response Syndrome ( SIRS) dan sepsis dipengaruhi oleh
berat ringannya respons inflamasi dan stres oksidatif yang terjadi. Penatalaksanaan utama dari SIRS dan
sepsis berupa terapi suportif dari fungsi organ- eradikasi infeksi, dan kontrol dari sumber infeksi.
Pemberian antioksidan merupakan terapi adjuvan pada SIRS dan sepsis yang dianggap rasional, untuk
mengurangi stres oksidatif dan menekan respons inflamasi.
Telab dilakukan penelitian Randomized Control Trial(RCT) pemberian antioksidan , glutation
pada pasien dengan SIRS dan sepsis yang dirawat di ICU dengan kriteria inklusi: Usia 18-60 tahun,
skoring acute physiologic and chronic health score (APACHE) 15-22, dan menunjukkan 2 atau lebih dari
gejala-gejala SIRS sesuai standar SSC, dan semua tanda-tanda di atas disertai disfungsi organ se lain ginjal
dan bepar. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah; pasien dengan penyakit primer keganasan, disfungsi
/ gagal organ ginjal dan hepar, pasien yang dilakukan hemodialisis , pasien dengan gangguan fungsi
susunan saraf pusat, pasien yang menggunakan obat obatan imunosupresif. Pasien dibagi menjadi 2
kelompok dengan menggunakan permutasi random blok, kelompok glutation dan kelompok kontrol,
Setelah penentuan skoring APACHE IT pada 24 jam pertama masuk ICU, pada kelompok glutation
diberikan glutation intravena 600 mg/ hari yang diberikan selama 5 hari berturut - turut. Parameter yang
diperiksa adalab skoring Sequential Organ Failure Assessment(SOFA), kadar TNFa, dan kadar IL - 10
pada waktu 24 jam, 72 jam, dan 120 jam setelah pemberian terapi. Dilakukan analisis data dengan uji
statistik, uji t, dan uji F Hotelling, uji Mann - Whitney, uji korelasi rank Spearman dan uji Friedman.
Perbedaan dianggap signifikan pad a nila p< 0,05 atau sangat bermakna bila p< 0,0 I.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan rasio IL-IO/ TNFa, pada kelompok
glutation yang berbeda sangat bermakna secara statistik dibandingkan kelompok kontrol pada jam ke 120
( p=O,036). Berdasarkan uji t-berpasangan didapatkan perbedaan yang bermakna pada kelompok glutation
antar jam ke 24 vs jam ke 120 dengan p=O,O 14, dan antara jam ke 72 vs jam ke 120 dengan p=0,006. Pada
kelompok glutation penurunan kadar TNFa dari waktu ke waktu menunjukkan perbedaan yang bermakna
dengan uji ANOVA repeated measure dan nilai p = 0,034. Kadar IL - 10 pada kelompok glutation dan
kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna, akan tetapi pada pengujian statistik
dengan ANOV A repeated measure pad a kelompok kontrol dari waktu ke waktu didapatkan penurunan
kadar IL-lO yang bermakna dengan p = 0,036, hal ini menunjukkan penurunan kadar IL - 10 pada
kelompok kontrol lebih besar dibandingkan kelompok glutation, dan hal ini mendukung menjelaskan
adanya peningkatan rasio IL-I O/TNFa pada kelompok glutation.
Analisis dari skoring SOFA didapatkan persentase perubahan skoring SOFA pada kelompok
glutation lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol, perbedaan ini bermakna secara statistik pada
jam ke 120, dengan p = 0,037. Didapatkan korelasi negatif antara rasio IL-I0/TNFa dan skoring SOFA
pada 24 jam setelah intervensi pada kelompok glutation dengan , p = 0,03, dan r, = 0,558.
Kesimpulan penelitian ini ; pemberian terapi glutation pada pasien SIRS dan sepsis terbukti
meningkatkan rasio fL-IO/TNFa, dan penurunan skoring SOFA. Terdapat korelasi yang bermakna antara
rasio IL-I O/TNFa dengan skoring SOFA.
No copy data
No other version available