Peran Fraksi Sisa Biji Pala (Myristica Fragrans Houtt) Dalam Meningkatkan Perilaku Seksual Dan Perannya Terhadap Nitrit Oksida Pada Mencit Swiss Webster Jantan
Disfungsi ereksi (DE) merupakan gangguan seksual yang tersebar luas di dunia dan
paling sering dijumpai yang dapat berdampak pada kepercayaan diri laki-laki karena
menjadi cemas ekan kemampuannya dalam fungsi seksual. Akhir-akhir ini, insidens DE
meningkat akibat adanya perubahan gaya hidup di masyarakat yang berefek buruk
pada sistem saraf. Hal ini menyebabkan kegagalan otot kavemosa untuk berelaksasi
sebagai respon terhadap pelepasan nitrit oksida (NO). Upaya mengatasi DE dilakukan
dengan terapi farmakologis seperti menggunakan sildenafil sitrat atau hormon
testosteron yang sering menimbulkan berbagai efek samping yang dapat
membahayakan. Tumbuhan obat relatif lebih mudah didapat, lebih murah dan lebih
aman. Salah satu tanaman yang digunakan untuk mengatasi gangguan seksual adalah
biji pala (Myristica fragrans Houtt). Tujuan penelitian adalah untuk menilai efek
pemberian fraksi sisa biji pala dalam meningkatkan perilaku seksual, perbandingan
potensinya terhadap eugenol dan pengaruhnya terhadap peningkatan NO pada mencit
Swiss Webster jantan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan desain penelitian
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss
Webster jantan sebanyak 40 ekor berumur antara 6-8 minggu, dengan berat badan 22-
25 gram, dibagi menjadi 2 tahap penelitian yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
fraksi sisa biji pala. Pada penelitian pendahuluan 25 ekor mencit dibagi secara acak
dalam 5 kelompok perlakuan (n=5). Perlakuan adalah pemberian secara secara oral
ekstrak etanol biji pala (EEBP dosis 500 mg/kg BB,) fraksi n-heksan biji pala (FHBP)
dosis 105 mg/kg BB, fraksi etil asetat biji pala (FEABP) dosis 200 mg/kg BB, fraksi
sisa biji pala (FSBP-2) dosis 105 mg/kg BB, dan kontrol menggunakan Carboxy Methyl
Cellulose (CMC) 1%. Penelitian fraksi si sa biji pala menggunakan 3 kelompok
perlakuan (n=5) yang diberi fraksi sisa biji pala (FSBP-l) dosis 52,5 mg/kg BB, fraksi
sisa biji pala (FSBP-3) dosis 210 mg/kg BB, dan pembanding (eugenol dosis 30 mg/kg
BB. Semua perlakuan diberikan setiap hari selama 7 hari, tes perilaku seksual pada hari
ke-tujuh dengan menghitung jumlah introducing dan mounting. Kadar NO dalam darah
diukur sebelum dan pada hari ke-tujuh. Data dianalisis dengan analisis varian satu arah
(ANOV A) satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dan pada NO dengan uji
Duncan (a = 0.05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian semua dosis FSBP (52,5 mg/kg BB,
105 mglkg BB, 210 mg/kg BB) meningkatkan introducing dan mounting yang berbeda
signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol (p < 0,05), dan tidak berbeda
signifikan dibandingkan eugenol (p > 0,05). Kadar NO sebelum dan sesudah perlakuan
tidak berbeda signifikan (p > 0,05).
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa fraksi sisa biji pala dosis 52,5
mglkg BB, 105 mg/kg BB dan 210 mg/kg BB berefek meningkatkan perilaku seksual
yang setara dengan eugenol dosis 30 mg/kg BB tetapi tidak meningkatkan kadar NO
dalam darah pada mencit Swiss Webster jantan.
No copy data
No other version available