Seroprevalensi Anti-Hcv Pada Penderita Dengan infeksi HIV/AIDS Yang Terdaftar Di Klinik Teratai Tim Penanggulangan Infeksi HIV/AIDS RS Dr Hasan Sadikin Bandung
Persamaan cara transmisi antara Human immunodefiency virus (HIV) dan
Hepatitis C virus (HCV) menyebabkan tingginya angka kejadian koinfeksi pada
kelompok individu tertentu. Sebagian besar pengidap HCV tidak disertai gejala
klinis, sehingga pada setiap penderita dengan infeksi HIV direkomendasikan
untuk melakukan pemeriksaan anti-HCV.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seroprevalensi anti-HCV
pada penderita dengan infeksi HIV I AIDS yang telah terdaftar di Klinik Teratai
Tim Penanggulangan Infeksi HIV I AIDS RS Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang yang dilakukan pada
bulan Juli 2005 sampai dengan September 2005 dengan subjek penelitian yang
dipilih secara acak. Seluruh responden menandatangani informed consent dan
mengisi kuesioner, selanjutnya dilakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel
darah terhadap anti-HCV menggunakan Microparticle Enzyme Immunoassay
Anti-HCV Abbott AxSYM HCV versi 3.0. Analisis statistik dilakukan secara
deskriptif menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) for
Windows versi 3,0.
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa dari 85 penderita dengan infeksi
mY/AIDS, 75 orang (88,2%) disertai anti-HCV positif. Sebagian besar penderita
koinfeksi HIV-HCV adalah pria (92%) dengan kelompok usia 25-29 tahun
(46,7%). Perilaku berisiko yang ditemukan pada sebagian besar subjek penelitian
dengan koinfeksi HCV adalah penggunaan narkoba suntik (97,3%) dengan jarurn
suntik bekas (98,6%) selama lebih dari 5 tahun (52,1%), pemah melakukan
hubungan seksual (94,7%) dengan lebih dari 1 pasangan seksual (63%), dan body
piercing (60%). Dari seluruh subjek penelitian dengan anti-HCV positif, hanya 18
penderita (24%) yang pemah mengalami keluhan ikterik dan 21 penderita (28%)
yang disertai riwayat buang air kecil berwama gelap.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat seroprevalensi anti
HeV pada penderita dengan infeksi HIV/AIOS yang terdaftar di Klinik Teratai
Tim Penanggulangan Infeksi HIV I AIDS RS Or. Hasan Sadikin Bandung sangat
tinggi (88,2%). Berdasarkan hal terse but, penapisan infeksi Hev dan penyuluhan
mengenai infeksi HeV sebaiknya dilakukan pada setiap penderita dengan infeksi
HIV/AIDS.
No copy data
No other version available