Jilbab Sebagai Identitas Diri Dalam Kajian Komunikasi Artifaktual Pada Pengguna Jilbab Di Kota Bandung
Farid Hamid U., L3G04011, "Jilbab Sebagai Identitas Diri Dalam Kajian
Komunikasi Artifaktual Pada Pengguna Jilbab Di Kota Bandung".
Promotor: Prof. Dr. H. Deddy Mulyana, MA (ketua), Prof. Or. Haryo S.
Martodirdjo (anggota), 2009, 83 pustaka + 15 lainnya (1977 - 2007)
Identitas yang ingin dikukuhkan seseorang melalui penampilan
ditampilkan lewat berbagai cara, terutama melalui pakaian sebagai alat
komunikasi nonverbal. Perilaku seseorang dalam berpakaian termasuk jilbab
mengandung simbol-simbol tertentu yang merepresentasikan identitas seseorang.
Penelitian ini ingin menguak lebih jauh tentang transformasi dan
konstruksi identitas pengguna jilbab di Kota Bandung, yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: Bagaimana proses dan arah transformasi
identitas pengguna jilbab di Kota Bandung?; Bagaimana motif dan makna yang
ingin dikukuhkan oleh pengguna jilbab dalam keterkaitannya dengan identitas ?;
Bagaimana pola komunikasi sebelum dan setelah mengenakanjilbab?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yang membentuk kerangka
pemikiran adalah teori Tindakan sosial Max Weber, Fenomenologi Alfred Schutz,
Interaksi simbolik Mead&Blumer, Dramaturgis Erving Goffman, Konstruksi
Realitas Sosial Berger & Luckman, juga teori tentang identitas untuk membedah
komunikasi artifaktual penggunajilbab.
Penelitian ini menggunakan metode dan analisis bersifat kualitatif dalam
tradisi fenomenologi. Tradisi ini ini berupaya mengungkapkan dan memahami
realitas penelitian berdasarkan perspektif subjek penelitian. Dalam penelitian ini
menggunakan 15 informan sebagai sumber informasi.
Hasil penelitian menunjukkan proses transformasi identitas (juga konsep
diri) adalah proses yang terus berubah atau proses yang belum selesai. Proses
tersebut terbagi menjadi dua yaitu tipe perubahan bertahap dan tipe perubahan
drastis. Secara keseluruhan menyangkut tahapan seseorang sampai memutuskan
menggunakan jilbab ditemukan lima tahapan identitas mereka yang
memperlihatkan kecenderungan (sikap) yang berbeda dalam setiap tahapan.
Kelima tahapan tersebut dengan istilah yang berbeda, yaitu: dorongan diri,
perenungan diri, konflik diri, keputusan diri, dan ekspresi diri. Motif informan
untuk mengenakan jilbab bersifat variatif yang dapat dibagi menjadi lima motif
utama yaitu; motif ideologis, motif strukturalis, motif adaptif, motif psikologis,
dan motif modis. Pemaknaan informan terhadap jilbab bervariasi dapat
dikategorikan menjadi, jilbab ideal dan jilbab aktual. Saran dalam penelitian ini,
perlunya penelitian lanjutan dengan metode yang berbeda. Selain itu diharapkan
dapat memberikan masukan dalam hubungannya dengan penggunaan jilbab dan
kebijakan menyangkut penggunaan jilbab.
No copy data
No other version available