CITY BRANDING KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA BERPOTENSI MELALUI PROGRAM SISTER CITY Studi Kasus City Branding Kota Bandung sebagai Kota Berpotensi (colorful, beautiful and friendly) melalui Program Sister City (Kota Bandung-Kota Suwon ?Korea Selatan?) yang dilakukan oleh Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Bagian Kerjasama Daerah, Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Bandung
CITY BRANDING KOT A BANDUNG SEBAGAI KO TA BERPOTENSI
MELALUI PROGRAM SISTER CITY
Studi Kasus City Branding Kota Bandung sebagai Kota Berpotensi (co 10 rfu I, beautiful
and friendly) melalui Program Sister City (Kota Bandung-Kota Suwon "Korea Selatan")
yang dilakukan oleh Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Bagian Kerjasama Daerah,
Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Bandung
Oleh:
Nindy Metha Mayangswari
210120140033
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana city branding kota bandung
sebagai kota berpotensi melalui program sister city. Pertanyaan penelitian untuk
mengetahui mengapa Kota Bandung mengadakan program sister city dengan Kota
Suwon, pola komunikasi yang dilakukan dalam mengimplementasikan program sister
city sebagai city branding Kota Bandung, kepada masyarakat Bandung dan Suwon, secta
untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurang optimalnya program sister
city Kota Bandung - Kota Suwon sebagai city branding Kota Bandung.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, studi kasus, dengan paradigma
konstruktivisme. Teknik penentuan inforrnan menggunakan purposive sampling, jumlah
informan sebanyak 10 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan studi pustaka.
Hasil penelitian ini adalah terdapat beberapa persamaan yang mendasari terjalinnya
kerjasama sister city ini yakni adanya jalinan pertemanan antar kedua walikota,
persamaan geografis, demografis, pendidikan, kebudayaan, visi dan misi. Pola
komunikasi yang dilakukan dalam mengimplementasikan program sister city kepada
masyarakat Bandung dan Suwon didasarkan kepada SOP yang ada namun pada
kenyataannya tidak berjalan sesuai dengan SOP. Faktor-faktor yang menyebabkan
kurang optimalnya program sister city ini yakni kurangnya SDM, birokrasi yang rumit,
konsep perjanjian yang terlalu umum, tidak bisanya kedua kota maju beriringan,
ketidakselarasan antara Pemkot, Pemprov dan Pemerintah Pusat secta kurangnya
publikasi.
Kesimpulan penelitian ini city branding kota bandung sebagai kota berpotensi melalui
program sister city Kota Bandung-Kota Suwon tidak berjalan dengan baik. Karena tidak
spesifiknya alasannya yang mendasari kerjasama ini, secta pola komunikasi yang tidak
sesuai SOP.
Saran peneliti kepada Pemkot Bandung adalah memperbaiki komunikasi antar internal
Pemkot, mengadakan publikasi dan sosialisasi, melibatkan semua instansi terkait dan
menyediakan information tourism.
No copy data
No other version available