JARINGAN ADVOKASI TRANSNASIONAL DALAM PENYELAMATAN SUNGAI CITARUM JAWA BARAT
Sungai Citarum telah menjadi perhatian intemasional karena masalah pencemaran
yang sangat berat. Sungai Citarum pun kemudian tak luput dinobatkan sebagai sungai
terkotor di dunia. Pencemaran Sungai Citarum berada pada tataran isu keamanan
lingkungan. Tingkat pencemaran sungai yang sudah pada level kritis telah
mengancam keberadaan manusia. Kasus tersebut kemudian mengundang respon dari
banyak pihak yaitu aktor lokal dan intemasional. Kumpulan aktor ini saling
bekerjasama dan membentuk sebuah jaringan yang disebut sebagai Transnational
Advocacy Networks. Guna memperkuat dukungan, mereka bergerak dalam
mekanisme TAN sebagai usaha persuasi dan sosialisasi. Mereka melakukan empat
strategi yaitu: information politics, symbolic politics, leverage politics, dan
accountability politics. Strategi dan kinerja yang dilakukan TAN ini kemudian
menciptakan Boomerang Pattern yang semakin menambah tekanan dan perhatian
dari dunia intemasional terhadap Indonesia yang notabene memiliki Sungai Citarum.
Sistematika yang dikerjakan oleh TAN ini, kemudian diharapkan menghasilkan
hubungan timbal balik melalui indikator keberhasilan TAN dalam melakukan
penyelamatan Sungai Citarum. Indikator-indikator tersebut dilihat dari seberapa besar
TAN dapat memberikan pengaruhnya melalui lima hal, yaitu: (1) Pembuatan agenda
dan isu; (2) Mempengaruhi po si si negara dan organisasi intemasional; (3)
Mempengaruhi prosedur perubahan; (4) Mempengaruhi perubahan kebijakan aktor
target; (5) Mempengaruhi perilaku negara. Sehingga, diantara kelima pengaruh TAN
tersebut, pengelolaan terhadap pencemaran sungai Citarum akan lebih akurat, cepat,
efektif, dan efesien seperti yang diharapkan banyak pihak. Penelitian yang digunakan
dalam tulisan ini adalah metode penelitian sosial kualitatif. Transnational Advocacy
Network dalam penyelamatan Sungai Citarum ini dilakukan oleh banyak aktor dari
berbagai kalangan seperti NGO lokal, NGO Intemasional, Media, Akademisi dan
Ahli serta Lembaga Penelitian Independen dalam dan luar negeri. Strategi-strategi
yang dilakukan, kemudian menghasilkan beberapa pengaruh yaitu: dalam
mempengaruhi pembuatan agenda dan isu, TAN mampu membuat isu naik ke tataran
yang lebih tinggi; dalam mempengaruhi posisi negara dan organisasi intemasional,
TAN terlibat secara tidak langsung terhadap ratifikasi Konvensi Stockholm melalui
organisasi induk Greenpeace Intemasional; dalam mempengaruhi perubahan prosedur
dan kebijakan aktor target, TAN berhasil mempengaruhi pemerintah untuk
memperbaharui prosedur yang telah ada; dalam mempengaruhi perilaku negara, TAN
berhasil memotivasi Pemerintah agar program yang ada tidak hanya sekedar program
tapi berupa aksi nyata
No copy data
No other version available