STRATEGI PEMANFAATAN SUMBERDAYA TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI (Studi Kasus: Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang)
Secara umum keberadaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi saat
ini masih memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada didalamnya. Hal ini
disebabkan masih adanya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam
tersebut, terutama sumberdaya tumbuhan sebagai bahan pangan, Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan serta nilai
ekonominya bagi masyarakat Desa Margamekar, dan strategi yang dilakukan
untuk mempertahankan kelestarian sumberdaya tumbuhan yang dimanfaatkan
tersebut.
Metode yang dilakukan adalah metode campuran kualitatif dan kuantitatif
dengan strategi embedded konkuren. Data kuantitatif terdiri dari data pemanfaatan
tumbuhan dan nlai ekonominya sedangkan data kualitatif mengkaji cara
pengolahanJpemanfaatan tumbuhan serta upaya yang dilakukan untuk menjaga
kelestarian sumberdaya tumbuhan tersebut. Data pemanfaatan tumbuhan
dikategorikan berdasarkan kegunaannya dan dianalisis menggunakan teknik UV s,
sedangkan nilai kepentingan masyarakat terhadap suatu jenis tanaman dianalisis
menggunakan teknik ICS. Nilai ekonomi dianalisis berdasarkan pendekatan nilai
guna langsung dengan menggunakan teknik nilai pasar dan nilai relatif Data
kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menjawab permasalahan penelitian
yang sudah dirumuskan.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
masyarakat dikategorikan ke dalam jenis tumbuhan pangan (makanan pokok dan
makanan tambahan) dan tumbuhan non-pangan (tanaman hias, bahan bangunan,
bahan obat, kayu bakar, pakan ternak, pestisida nabati, pupuk nabati, aromatik,
bahan pewarna, dan fungsi lainnya). Hasil analisis nilai UVs diketahui bahwa
Kawung (Arenga pinnata) memiliki nilai UVs tertinggi dengan nilai sebesar 5,5.
Sedangkan analisis ICS diketahui bahwa Padi (Oryza saliva) memiliki nilai ICS
tertinggi sebesar 124. Dari setiap lahan agroekosistem mempunyai fungsi
ekonomi yang menghasilkan pendapatan tunai bagi masyarakat. Kontribusi
pendapatan bersih responden per tahun tertinggi berasal dari agroekosistem sawah
sebesar Rp 8.965.536,OO/tahun dan terendah dari pekarangan Rp
L816.364,OO/tahun. Karena tingginya ketergantungan masyarakat terhadap
sumberdaya tumbuhan, maka upaya yang dilakukan untuk mempertahankan
kelestariannya antara lain dengan meningkatkan produksi jenis-jenis tumbuhan
pada lahan agroekosistem, pengembangan budidaya tumbuhan secara intensif,
serta pemasaran hasil pertanian melalui koperasi petani.
No copy data
No other version available