PENGARUH FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI BATITA DI KABUPATEN CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT
Balita kurang gizi masih merupakan masalah kesehatan nasional. Berbagai
program perbaikan gizi telah dilakukan, tetapi hasilnya belurn mencapai target
Millenium Development Goals tahun 2015. Hal ini menunjukkan masih
dibutuhkannya upaya strategis lain disamping Program PMT-P. Program
Perkesmas melalui Asuhan Keperawatan Keluarga dapat menjadi altematif karena
pencapaian kemandirian keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatannya
merupakan tujuan utama program ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fungsi perawatan
kesehatan keluarga terhadap status gizi batita. Penelitian berlangsung di Kabupaten
Ciamis dengan populasi keluarga batita berumur 12-36 bulan. Metode yang
digunakan adalah case control dengan matching. Sampel diperoleh dengan random
sampling dan macthing lokasi, pendidikan orang tua, status ekonomi, urnur batita,
jenis kelamin batita dan riwayat imunisasi. Enam puluh keluarga batita berstatus
gizi buruk dan kurang sebagai kelompok kasus dan 60 keluarga batita berstatus gizi
baik sebagai kelompok kontrol. Pengurnpulan data dilakukan berdasarkan data
status gizi Formulir 1 Bulan Penimbangan Balita Tahun 2011, penimbangan berat
badan batita saat penelitian dan kuesioner. Analisis data menggunakan Uji Chi
Square. Kemaknaan ditentukan berdasarkan p-value < 0,05 dan besamya faktor
resiko ditentukan berdasarkan nilai odds ratio (OR).
Hasil analisis menunjukkan dari seluruh kelompok kasus (60) sebagian
besar (68,3%) mempunyai fungsi perawatan kesehatan tidak baik. Berarti sebagian
besar tidak mampu mengenal masalah kurang gizi batita (66,7%), tidak mampu
mengambil tindakan kesehatan (53,3%), tidak mampu merawat batita (71,7%),
tidak mampu memodifikasi lingkungan (58,3%) dan tidak mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan (51,7%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan fungsi pcrawatan
kesehatan keluarga mempunyai pengaruh bermakna terhadap status gizi batita (p
value 0,601) dan keluarga batita yang memiliki fungsi perawatan kesehatan tidak
baik beresiko 3,727 kali lebih tinggi mempunyai batita berstatus gizi buruk dan
kurang dibandingkan dengan keluarga batita yang memiliki fungsi perawatan
kesehatan baik (OR=3,727; IK95% 1,750-7,938).
Dapat disimpulkan bahwa fungsi perawatan kesehatan keluarga dapat
meningkatkan status gizi batita. Pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga
melalui Perkesmas ini akan mampu menangani kurang gizi batita. Asuhan
keluarga, kelompok faktor resiko dan masyarakat disertai advokasi dengan
pengambil kebijakan akan menjadi sebuah upaya bersama yang komprehensif
dalam menangani masalah kurang gizi batita di Kabupaten Ciamis.
No copy data
No other version available