ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH PADA DAERAH TERKENA LIMBAH DI WILAYAH KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG
ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN PERTANIAN SAWAH PADA
DAERAH TERKENA LIMBAH DI WILAYAH KECAMATAN
RANCAEKEKKABUPATENBANDUNG
ABSTRAK
Wilayah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung merupakan lumbung
padi. Namun sejak tahun 1978an seiring perkembangan industri, industri-industri
ini mengalirkan lirnbahnya melalui sungai, sehingga sungai tercemar (salah
satunya S. Cikijing). Dengan tercemarnya sungai yang merupakan sumber
pengairan satu-satunya, maka sawah-sawah yang menggunakan sumber air ini
rnengalami penurunan produksi bahkan gagal panen. Sawah-sawah yang tercemar
ini meliputi areal seluas ± 415 Ha yang tersebar di 4 (empat) wilayah desa, yaitu
Desa Linggar (120 Ha), Desa Sukamulya (40 Ha), Desa Jelegong (175 Ha) dan
Desa Bojongloa (80 Ha). Keadaan ini disikapi berbeda oleh pemilik lahan di 4
(empat) desa tersebut. Ada yang dijualnya kemudian lahannya beralih fungsi
menjadi areal perurnahan, berdasarkan data sebesar ± 546.342 2. Selain itu, ada
juga yang tetap mempertahankan garapan lahan padi sawahnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
pemilik lahan mempertahankan garapan padi sawah di lahan pertanian yang
terkena lirnbah, serta menganalisis keuntungan dan kerugian mempertahankan
eksistensi lahan pertanian sawah terhadap lingkungan hidup. Metode yang
digunakan yaitu metode kuantitatif deskriptif. Metode kuantitatif didasarkan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilik lahan mempertahankan garapan
padi sawahnya. Deskriptif yaitu menelaah keuntungan dan kerugian
mempertahankan eksistensi lahan sawah.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa faktor-faktor yang mendorong para
pemilik lahan untuk tetap mempertahankan garapan lahan padi sawahnya yaitu
faktor ekonomi dan sosial. Faktor ekonomi disebabkan nilai jual lahan yang
masih dianggap rendah, juga faktor pendapatan rurnah tangga petani pemilik lahan
yang masih memadai, karena adanya sumber pendapatan lain diluar sektor
pertanian (mata pencaharian ganda) sebagai altematif sumber ekonomi keluarga.
Faktor sosial meliputi cara pandang tentang pentingnya eksistensi lahan pertanian
padi sawah, rasa kekerabatan pemilik-penggarap, kepemilikan lahan yang masih
dianggap sebagai warisan aset yang berharga sehingga tetap ingin diwariskan
kembali dan tabu untuk dijual. Hasillain yang didapatkan adalah keuntungan dan
kerugian mempertahankan eksistensi lahan sawah. Keuntungannya antara lain
tidak terjadi kerawanan pangan, tidak menimbulkan kepadatan penduduk, tidak
terjadi kerawanan banjir. Adapun kerugiannya diantaranya yaitu produktivitas
lahan yang menurun, serta penurunan kualitas beras dan jerami yang sudah
mengandung logam.
No copy data
No other version available