GAYA HIDUP MATERIALISTIS DALAM IKLAN (Studi Semiotika Roland Barthes tentang Representasi Gaya Hidup Materialistis dalam Iklan XL Super Ampuh versi Tukul)
Irfanul Yusiska, 210120100037, Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi,
konsentrasi Ilmu Komunikasi, Tim Pembimbing Dr. Eni Maryani M.Si dan Dr. Hj.
Betty RFS. Soemirat M.S. Tahun kelulusan 2012.
Saat ini iklan mengisi hampir setiap waktu kehidupan kita dan berkembang
secara fenomenal mengikuti segmentasinya. Selain menjadi sarana penyampaian
pesan dari produsen kepada konsumen, iklan juga merupakan sarana untuk
membentuk opini publik, karena memberikan reaksi berbeda kepada penontonnya.
Tujuan utama dari tesis ini adalah untuk menemukan dan mengungkapkan
tentang: (1) Makna denotasi dan konotasi tanda-tanda yang terdapat dalam iklan XL
Super Ampuh versi Tukul, (2) Mitos yang dibangun melalui sistem tanda dalam iklan
XL Super Ampuh versi Tukul.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode semiotika dari Roland Barthes. Melalui metode semiotika, tanda-tanda dalam
iklan dapat dianalisis melalui kombinasi petanda dan penandanya. Tanda-tanda yang
digunakan dalam iklan ini kemudian di interpretasikan sesuai dengan analisis
sintagmatik dan paradigmatik dan menjadi jawaban atas tujuan penelitian ini.
Objek penelitian mengambil iklan televisi XL Super Ampuh versi Tukul yang
ditayangkan selama bulan Oktober 2011. Data penelitian diperoleh dengan cara
meng-capture tayangan iklan tersebut. Tanda-tanda verbal dan nonverbal yang ada
dalam iklan dipisahkan terlebih dahulu dan kemudian diuraikan berdasarkan penanda
dan petandanya, dan dianalisis berdasarkan tataran denotatif dan konotatif, seliingga
peneliti menemukan mitos-mitos yang menyertainya.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil
dari analisis adegan dalam iklan XL Super Ampuh versi Tukul adalah mitos materi
sebagai ukuran kebahagiaan, kemakmuran, dan kesuksesan, dimana mitos tersebut
menganggap bahwa tanda-tanda kebahagiaan dan kemakmuran bagi sebagian orang
di Indonesia masih identik dengan materi seperti seberapa banyak kekayaan yang
diraih, mobil yang dimiliki, dan diukur dengan seberapa banyak harta benda yang
di perlihatkan.
No copy data
No other version available