MAKNA IDENTITAS ETNIK TIONGHOA DALAM KOMUNIKASI ANTARETNIK
Etnik Tionghoa dikenal sebagai etnik perantauan atau biasanya disebut
"chinese overseas", istilah ini selalu melekat kepada kaum mereka, selain dikenal
sebagai etnik perantauan, mereka juga dikenal lihai dalam melakukan transaksi
dagang maupun diplomasi untuk melancarkan rencananya. Etnik Tionghoa di
Niki-Niki, kecamatan Amanuban Tengah, pada Kabupaten Timor Tengah Selatan
terbagi dalam dua kategori, yakni etnik Tionghoa peranakan dan etnik Tionghoa
campuran.
Fenomena yang akan diteliti dapat dipertanyakan sebagai berikut : 1.
Bagaimana proses dan pola komunikasi antaretnik antara etnik Tionghoa dan
etnik Dawan di kelurahan Niki-Niki, 2. Seperti apa perilaku etnik Tionghoa ketika
berinteraksi dengan etnik Dawan di kelurahan Niki-Niki, 3.Bagaimana etnik
Tionghoa melalui pengalamannya memaknai identitas etnik mereka. Penelitian ini
bertujuan untuk 1.Mengetahui proses dan pola komunikasi antaretnik Tionghoa,
2.mengetahui perilaku etnik Tionghoa dalam komunikasi antaretnik, 3.
Mengungkapkan makna identitas etnik Tionghoa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
fenomenologi yang menganggap kesadaran manusia dan makna subjektivitasnya
sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial. Teknik yang digunakan
memperoleh data dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi
partisipan, dan penggunaan dokumen. Informan penelitian ini adalah beberapa
masyarakat etnik Tionghoa kelurahan Niki-Niki yang dipilih secara purposif,
yakni sebanyak 10 orang.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses dan po la komunikasi
antaretnik antara etnik Tionghoa baik peranakan maupun campuran melalui pola
hubungan ekonomi, hubungan perkawinan campuran dan hubungan sosialĀ
budaya. Sedangkan dalam perilaku etnik Tionghoa itu sendiri cukup variatif, ada
yang memposiskan diri sebagai Tionghoa campuran, kaum bangsawan, birokrat,
dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal identitas etnik Tionghoa dimaknai
sebagai kebanggaan, pengharapan, tanggung jawab, takdir maupun hal yang biasa,
yang dimana makna ini diwujudkan dalam berbagai model identitas seperti : Kase,
Moe Na Mese, Sin Usif, Atoin A 'Lekot, dan Atoin Meto.
Menurut peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat mempererat
hubungan komunikasi antaretnik Tionghoa dengan etnik Dawan melalui kegiatan
sosial-budaya seperti bakti sosial dan lain sebagainya. Disamping itu bagi etnik
Tionghoa itu sendiri, sudah saatnya membentuk paguyuban sosial etnik Tionghoa
sebagai wadah untuk menampung aspirasi maupun lembaga eksistensi etniknya.
No copy data
No other version available