EFEKTIVITAS EMOTIONALLY FOCUSED COUPLE THERAPY DALAM MENINGKATKAN QUALITY OF LIFE PASANGAN YANG MENGALAMI KESULITAN MEMPUNYAI ANAK (INFERTIL)
EFEKTIVITAS EMOTIONALLY FOCUSED COUPLE THERAPY DALAM
MENINGKA TKAN QUALITY OF LIFE PASANGAN Y ANG MENGALAMI
KESULITAN MEMPUNY Al ANAK (INFERTIL)
Pasangan yang mengalami kesulitan mempunyai anak atau infertilitas
seringkali mendapat banyak tekanan psikologis yang mempengaruhi berbagai
aspek hidup pasangan, yang menyebabkan quality of life mereka menjadi rendah.
Oleh karena itu penting dilakukan intervensi untuk meningkatkan quality of life
pasangan infertil agar pasangan tetap dapat menikmati hidup dan pemikahan
meskipun belum memiliki anak. Emotionally focused couple therapy (EFCT)
adalah salah satu intervensi yang paling efektif diterapkan dalam permasalahan
dan relasi pasangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas emotionally focused
couple therapy (EFCT) dalam meningkatkan quality of life pasangan yang
mengalami kesulitan mempunyai anak atau infertil. EFCT dilakukan sebanyak
enam sesi. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
intervensi, serta terdapat evaluasi persesi. Kuesioner yang digunakan adalah
fertility quality of life (fertiQol) dari Jacky Boivin, Janet Takefinan, dan Andrea
Braverman (2011) yang mengukur quality of life dalam kondisi spesifik
infertilitas. Rancangan dalam pene1itian ini adalah studi kasus dengan satu pasang
subjek pene1itian yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Data
diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan kuesioner.
Data dianalisis dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu statistik deskriptif
dan metode kualitatif dengan content analysis dan analisa deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi berupa EFCT efektif
meningkatkan quality of life pada pasangan subjek penelitian yang ditandai
dengan meningkatnya skor total fertiQol pada kedua partner. Pada penelitian ini
sesi ketiga merupakan sesi yang paling efektif dimana pasangan telah mampu
menyampaikan emosi mereka dan menjadi responsif sehingga menimbulkan
penerimaan yang mengubah persepsi terhadap partner dan kondisi infertilitas
mereka. Perubahan persepsi menghasikan terbentuknya ikatan yang aman pada
pasangan sehingga pasangan saling menjadi tempat berlindung yang aman dari
tekanan infertilitas. Seeara kualitatif suami merasakan perubahan paling besar
dalam domain relasional dan emosional. Sedangkan pada istri perubahan paling
besar pada domain emosional, sosial, dan relasional.
No copy data
No other version available