PEREMPUAN DALAM PENJARA (Studi Fenomenologi Tentang Konsep Diri dan Perilaku Komunikasi Narapidana Perempuan Pelaku Pembunuhan di Lapas Wanita Kelas IIA Kota Bandung)
PEREMPUAN DALAM PENJARA
(Studi Fenomenologi Tentang Konsep Diri dan Perilaku Komunikasi Narapidana
Perempuan Pelaku Pembunuhan di Lapas Wanita Kelas HA Kota Bandung)
Tesis dengan judul Perempuan Dalam Penjara bermaksud untuk
memahami konsep diri perempuan sebagai narapidana khususnya pelaku
. pembunuhan melalui pemaknaan terhadap keberadaan perempuan di dalam
penjara dan pemaknaan penjara itu sendiri sebagai tempat menjalani hukuman
serta untuk memahami dan melihat perilaku komunikasi yang terbentuk selama
berada di dalam penjara. tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan konsep
diri perempuan sebagai narapidana pelaku pembunuhan serta mendeskripsikan
makna perempuan dan penjara bagi narapidana perempuan sebagai temp at
menjalani hukuman dan juga mendeskripsikan perilaku komunikasi khususnya
komunikasi yang terbentuk di dalam penjara.
Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah : Bagaimana konsep diri
perempuan pelaku pembunuhan? Bagaimana makna perempuan dalam penjara
dan penjara bagi narapidana perempuan pelaku pembunuhan? serta bagaimana
perilaku koinunikasi narapidana perempuan pelaku pembunuhan yang terbentuk
setelah berada di dalam penjara?Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Metode Kualitatif dengan tradisi Fenomenologi. Subjek dalam penelitian
ini adalah narapidana perempuan pelaku pembunuhan di Lapas Wanita kelas HA
Kota Bandung. pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara
mendalam dan observasi partisipasif.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa narapidana perempuan pelaku
pembunuhan dapat dikategorikan menjadi dua yakni sebagai Pelaku Utama dan
Pelaku Penyerta. Pelaku Utama adalah Individu yang menghilangkan nyawa
orang lain dengan tangannya sendiri atau menggunakan alat, sedangkan Pelaku
penyerta adalah individu yang ikut terlibat dalam sebuah tindak pidana
pembunuhan tetapi tidak menghilangkan nyawa orang dengan tangannya sendiri.
Konsep diri narapidana perempuan pelaku pembunuhan sebagai pelaku utama
cenderung negatif dibandingkan narapidana perempuan pelaku pembunuhan
sebagai pelaku penyerta yang dilihat dari objek penyesalan mereka. Narapidana
pelaku utama menyalahkan diri sendiri atas apa yang menimpa mereka saat ini
sedangkan narapidana sebagai pelaku penyerta cenderung menyalahkan orang lain
yang menyebabkannya menjadi narapidana. Perilaku komunikasi yang terbentuk
selama dipenjara baik terhadap sesama narapidana, petugas, pada saat mengikuti
kegiatan atau tidak mengikuti kegiatan berbeda antara pelaku utama dan pelaku
penyerta. Narapidana pelaku utama lebih pasif dalam berkomunikasi baik verbal
dan non verbal, lebih introvert dan apatis sedangkan narapidana pelaku penyerta
lebih aktif khususnya pada sesama narapidana dan saat mengikuti kegiatan.
Perilaku komunikasi pada saat dikunjungi keluarga yang ditampilkan narapidana
sebagai pelaku utama maupun narapidana sebagai pelaku penyerta sama-sama
aktif dan intim.
No copy data
No other version available