HUBUNGAN ANTARA FUTURE TIME PERSPECTIVE DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIFMELALUI GOAL ORIENTATION PADA USIA DEWASA AKHIR
Masa tua yang sukses sangat didambakan oleh setiap individu yang
memasuki usia dewasa akhir. Salah satu ciri kesuksesan ini adalah kesiapan
memasuki usia lanjut (lansia), yang ditandai dengan penilaian sejahtera terhadap
diri (well-being) (Poulin, M. dan Silver, R.c., 2007). Kesejahteraan diri ini lebih
dikenal dengan kesejahteraan subjektif (subjective well being), yang meliputi
kesejahteraan psikologis, kesejahteraan bidang sosial dan kesejahteraan
emosional. Salah satu hal yang mempengaruhi kesejahteraan seseorang adalah
bagaimana ia secara selektif membentuk ukuran dan komposisi jaringan sosial,
memaknakannya, untuk memperoleh tujuan sosial (goal orientation), berupa
knowledge related goal dan emotional related goal, yang sangat dipengaruhi oleh
persepsi terhadap waktu di masa depan (future time perspective), bisa expansive
atau limited, dan hal ini dikenal dengan selektivitas sosioemosional (Cartensen,
1998).
Subyek dalam penelitian ini adalah 140 orang usia dewasa akhir (youngÂ
old), yang tergabung dalam pensiunan perwira TNI-AD di Cimahi dan Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan seberapa besar hubungan antara future
time perspective dan goal orientation dalam selektivitas sosioemosional dan
seberapa besar hubungan antara selektivitas sosioemosional dengan kesejahteraan
subjektif individu, dengan mempertimbangkan goal orientation sebagai variabel
perantara. Data dikumpulkan dengan 3 (tiga) alat ukur, yaitu kuesionerfuture time
perspective, goal orientation, dan kesejahteraan subjektif. Pengukuran diIakukan
dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan bantuan
program Linear Structural Relation (Lisrel) 8.80.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pengaruh Selektivitas
Sosioemosional (Future Time Perspective dan Goal Orientation) terhadap
Kesejahteraan Subjektif (Subjective Well Being) memiliki tingkat kecocokan yang
tergo long good fit setelah respesifikasi. Future time perspective yang dominan
dibentuk oleh pandangan yang expansive signifikan berpengaruh terhadap gaal
orientation, dan goal orientation yang dominan dibentuk oleh knowledge related
goal signifikan sangat berpengaruh terhadap subjective well being, dalam hal ini
subjective well being relatif dominan dibentuk oleh social well being individu,
kemudianfuture time perspective tidak signifikan berpengaruh terhadap subjective
well being, sehingga dilakukan pengujian terhadap model kedua yang dirancang
oleh peneliti yaitu Model Pengaruh Future Time Perspective terhadap
Kesejahteraan Subjektif (Subjective Well Being) dengan tidak melibatkan goal
orientation, dan memiliki tingkat kecocokan yang tergo long good fit dengan
respesifikasi, yang menunjukkan bahwa future time perspective signifikan
berpengaruh terhadap subjective well being yang dominan dibentuk oleh
emotional well being, sehingga model ini juga menunjukkan bahwa goal
. orientation merupakan intervening/mediating variable.
No copy data
No other version available