27) pada kuesioner LSAS. Intervensi implisit yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan re training Approach-Avoidance Task (AAT) yang diberikan sebanyak 12 kali. Pengukuran tingkat kecemasan sosial menggunakan kuesioner LSAS versi bahasa Indonesia yang telah divalidasi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, yaitu Pretest-posttest Control Group Design. Hasil pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisa menggunakan uji Repeated Measurement A nova. Hasil analisis pretest posttest menunjukkan tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sig = 0.285 > c = 0.05, Ho diterima). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian intervensi implisit AA T dalam menurunkan tingkat kecemasan sosial pada remaja akhir." />
INTERVENSI KECEMASAN SOSIAL PADA REMAJA AKHIR MENGGUNAKAN PENDEKATAN IMPLISIT APPROACH-AVOIDANCE TASK (AAT)
Penelitian ini berjudul "Intervensi Kecemasan Sosial Pada Remaja Akhir
Menggunakan Pendekatan Implisit Approach-Avoidance Task (AAT)". Kecemasan
sosial merupakan masalah psikologis yang cukup banyak dialami di dunia, salah
satunya oleh orang di Indonesia. Sekitar 15.8% dari populasi Indonesia mengalami
kecemasan sosial (Vriends, 2013). Kasus-kasus mengenai kecemasan sosial ini
banyak terdapat pada usia rernaja, termasuk remaja akhir. Penelitian yang terpublikasi
terhadap intervensi kecemasan sosial di Indonesia masih sangat minim. Intervensi
yang populer untuk menangani kecemasan sosial sampai saat ini adalah Cognitive
Behavioral Therapy (CBT) (Hoffmann & Barlow, 2002). Terapi ini memberikan hasil
yang relatif permanen dan bertahan lama. Namun, dalam terapi ini perlu adanya
perhatian penuh dan pengetahuan yang spesifik dari pasien terhadap situasi yang
ditakutinya (Foa & Kozak, 1986). Teori dual-process models menyebutkan bahwa
pada individu terjadi dua proses kognitif yang berbeda. Salah satunya adalah proses
asosiatif, dimana proses ini berlangsung secara otomatis tanpa disadari. Proses
asosiatif ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan pendekatan implisit. Peneliti
mencoba mengembangkan altematif penanganan kecemasan sosial berdasarkan
pendekatan impiisit yang belum pemah dilakukan di Indonesia. Pelaksanaan
intervensi implisit dilakukan menggunakan re-training Approach-Avoidance Task
(AA T) dalam upaya membuat altematif intervensi pada proses kognisi yang bersifat
asosiatif pada individu dengan kecemasan sosial yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh intervensi menggunakan metode implisit Approach
Avoidance Task (AA T) dalam menurunkan tingkat kecemasan sosial pada remaja
akhir.
Penelitian dilakukan pada subjek remaja akhir dengan usia 17-19 tahun. Dari
255 orang partisipan, diperoleh 43 orang remaja akhir yang tergolong High Social
Anxiety berdasarkan pengukuran skor takut (>27) pada kuesioner LSAS.
Intervensi implisit yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan re
training Approach-Avoidance Task (AAT) yang diberikan sebanyak 12 kali.
Pengukuran tingkat kecemasan sosial menggunakan kuesioner LSAS versi bahasa
Indonesia yang telah divalidasi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental,
yaitu Pretest-posttest Control Group Design.
Hasil pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dianalisa menggunakan uji Repeated Measurement A nova. Hasil analisis pretest
posttest menunjukkan tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol (Sig = 0.285 > c = 0.05, Ho diterima). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh pemberian intervensi implisit AA T
dalam menurunkan tingkat kecemasan sosial pada remaja akhir.
No copy data
No other version available