PERBEDAAN POSITIVE END EXPIRATORY PRESSURE (PEEP) 5 cmH20, 10cmH20 dan 15 cmH20 TERHADAP STATUS HEMODINAMIKA PADA PASIEN YANG TERPASANG VENTILASI MEKANIK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
Gagal napas merupakan suatu ketidakmampuan paru menjaga
keseimbangan atau homeostatis 02 dan C02 di dalam tubuh. Kejadian
gagal napas mencapai 20-75 kasus per 100.000 penduduk setiap tahun
dengan angka kematian mencapai 30-50% oleh itu membutuhkan
pemasangan ventilasi mekanik dalam mengendalikan ventilasi paru untuk
meningkatkan oksigenasi dan mencegah kerusakan paru. Pada akhir
pernafasan umumnya terjadi kolaps ruang udara bagian distal sehingga
sering menyebabkan timbulnya ateletaksis yang dapat mengganggu proses
difusi dan memperberat gagal nafas. Untuk mengantisipasi kecenderungan
timbulnya kolaps alveoli pada akhir pernafasan, maka dibuat suatu tekanan
positif pad a akhir ekspirasi (PEEP). PEEP dapat meningkatan tekanan
intrathorakal yang dapat mengganggu kerja jantung sehingga dapat
mengakibatkan perubahan pada hemodinamika. Penggunaan PEEP harus
disesuaikan dengan kondisi hemodinamika pada pasien. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan PEEP 5, 10 dan IS cmH20 terhadap
hemodinamika pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik mode spontan
di ruang ICU Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Metode dalam penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan
desain penelitian one grup pretest dan post test, teknik sampling yang
digunakan yaitu consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak i 7
responden dan pengumpulan data dialkukan pada tanggal I Juni sampai I
Juli 2015. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, analisis yang
digunakan dalam penelitian adalah dengan uji repeat anova.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna sebelum dan sesudah dilakukan perubahaan PEEP 5, 10 dan IS
cmH20 terhadap status hemodinamik antara lain Tekanan darah sistolik dan
diastolik, MAP serta heart rate, dengan nilai P value> 0,05.
No copy data
No other version available