PERBANDINGAN LATIHAN PERNAPASAN DIAPRAGMA DENGAN LATIHAN DEEP BREATHING TERHADAP NILAI FEV1 DAN FVC PARU PASIEN FRAKTUR PREOPERASI SELAMA RAWAT INAP DI RSUD DR. SLAMET GARUT
Pasien fraktur ekstennitas bawah dapat mengalami penurunan aktivitas
sehingga dapat menyebabkan penurunan daya tahan paru. Sehingga pasien fraktur
selama masa preoperasi membutuhkan latihan pemapasan untuk mencegah
gangguan fungsi paru akibat immobilisasi. Latihan pernapasan dapat
meningkatkan kekuatan otot pernapasan. Salah satu penilaian fungsi paru tersebut
yaitu pengukuran niIai FEVl (Forced Expiratory Volwne) dan FVC (Forced Vital
Volume) untuk memberikan infonnasi aliran udara maksimal dalam paru-paru,
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan latihan pernapasan
diafragma dengan latihan deep breathing terhadap nilai FEVl dan FVC pasien
fraktur ektermitas bawah selama preoperasi.
Penelitian ini menggunakan metode quasi ekperimen dengan desain pre-test
dan post-test. Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
concecutive sampling. Subjek dibagi menjadi dua grup, grup I diberikan intervensi
Iatihan pernapasan diafragma, dan grup II diberikan intervensi Iatihan deep
breathing. Sampel berjumlah 300rang, yaitu 15 orang untuk latihan pemapasan
diafragma dan 15 orang untuk Iatihan deep breathing. Latihan diberikan selama 6
hari. Pengukuran nilai FEVl dan FVC pada penelitian ini yaitu dengan alat
spirometer.
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai
FEVl dan FVC setelah diberikan intervensi (p=O.OOO). Rata-rata kenaikan FEVl
dan FVC pada kelompok latihan pernapasan diafragma yaitu sebesar 0,132 liter
sedangkan rata-rata kenaikan FEVl dan FVC pada kelompok latihan deep
breathing yaitu sebesar 0,32 liter. Sehingga menunjukan bahwa latihan
pemapasan diafragma lebih efektif dibanding latihan deep breathing.
Kesimpulannya yaitu adanya perbedaan nilai FEVl dan FVC setelah diberikan
latihan pemapasan diafragrna dan latihan deep breathing. Latihan pernapasan
diafragma pada penelitian ini direkomendasikan untuk diterapkan sebagai
intervensi keperawatan pada pasien fraktur ektermitas bawah selama masa
preoperasi. Intervensi ini merupakan terapi modalitas yang dapat diterapkan
dalam praktik keperawatan medikal bedah untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan terutama pasien preoperasi.
No copy data
No other version available