KELEMBAGAAN DISTRIBUSI BERAS PADA PERUM BULOG DIVISI REGIONAL (DIVRE) JAWA BARAT
Pokok pennasalahan dalam pcnelitian kelembagaan distribusi beras pada
Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Barat adalah bahwa belurn efisiennya
distribusi beras di Perum BULOG Divrc Jawa Barat dapat dilihat dari tingkat
persediaan yang dikuasai dimana terjadi fluktuasi jumlah pengadaan beras setiap
musim panen raya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh lernahnya kelembagaan
distribusi beras pada Peru m Bulog Divrc Jawa Barat.
Berdasarkan permasalahan tersebut rnaka pertanyaan pene/itian difokuskan
pada: Bagaimana kelembagaan distribusi beras pad a Perum Bulog (Divre) Jawa
barat? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh konsep baru
bagi pengembangan ilmu administrasi bisnis tentang kelembagaan distribusi
beras.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
dengan analisis deskriptif Teknik pengumpulan data mel.alui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Penelitian ini memfokuskan pada kelembagaan
distribusi beras pada Perum Bulog Divre Jawa dengan menggunakan teori
pemasaran hasil-hasil pertanian dari Kohl dan Uhl yang mengemukakan bahwa
distribusi sebagai suatu aktivitas bisnis yang di dalamnya terdapat aliran barang
danjasa dari titik produksi sampai ke titik konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelembagaan distribusi beras pada
Bulog Divisi Regional Jawa Barat telah memperhatikan fungsi pertukaran, fungsi
fisik dan fungsi fasilitas. Mengenai fungsi pembelian (pengadaan) yang
dilakukasn Perum Bulog Divisi Regional Jawa Barat merupakan bentuk intervensi
pemerintah dari sisi produsen pada saat suplai melimpah karena panen raya
dengan instrumen HPP (Harga Pembelian Pemerintah). Selain itu, fungsi
pembelian yang dilakukan oleh Bulog menjadi salah satu altematif pasar dan
akan mampu menjadi jaminan pasar serta harga bagi produksi dalam negeri
sehingga petani masih tetap bersemangat untuk memproduksi pangan (beras)
dalain negeri untuk menjaga ketersediaan pasokan nasional. Melalui pembelian
gabah (beras) dalam negeri, pilar ketersediaan ketahanan pangan dapat
diwujudkan.
No copy data
No other version available