Implementasi kebijakan rehabilitasi kesejahteraan sosial dalam penanganan pengemis oleh Dinas sosial kota Bandung
Permasalahan penelitian diawali belum berhasilnya kebijakan rehabilitasi
sosial dalam menangani pengemis di Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini melalui implementasi kebijakan publik yang mengacu pada
pendapat Mazmanian dan Sabatier, terutama dalam menangani pengemis
perkotaan secara efektifberdasarkan kebijakan pemerintah kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor implementasi kebijakan rehabilitasi sosial dalam
penanganan pengemis di Kota Bandung. Tujuan penelitian ini untuk memberikan
gambaran tentang faktor-faktor yang menyebabkan kebijakan rehabilitasi sosial
dalam penanganan pengemis tidak berhasil. Hal ini dibuktikan di kota Bandung
dengan masih banyaknya pengemis kembali turun ke jalanan.
Hasil penelitian terungkap bahwa belum berhasilnya implementasi
kebijakan rehabilitasi sosial penanganan pengemis di kota Bandung, disebabkan
faktor internal yang berasal dari terbatasnya pendanaan kegiatan, terbatasnya
jumlah aparatur dalam mengevaluasi penanganan pengemis, serta minirnnya
sarana dan prasarana rehabilitasi penanganan pengemis. Sementara itu faktor
ekstemal berasal dari sikap dan perilaku masyarakat yang masih belum
mendukung proses penanganan dan rehabilitasi pengemis secara efektif sehingga
semakin sui it diwujudkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Mengacu pada fakta di atas, terlihat faktor-faktor tersebut belum efektif
menstrukturkan proses pelaksanaan rehabilitasi penanganan pengemis sehingga
menjadi faktor penghambat yang sangat serius dalam proses implementasi
kebijakan rehabilitasi penanganan pengemis di Kota Bandung. Maka konsep baru
yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah merubah kebijakan rehabilitasi yang
bersifat konvensional menjadi kebijakan rehabilitasi yang bersifat multi dimensi,
dalam artian konvensional adalah masih menggunakan metode pembinaan di
penampungan sementara, dirubah menjadi metode pembinaan multi dimensi, yaitu
adanya tempat permanen khusus rehabilitasi pengemis dengan dilengkapi sarana
dan prasana keterampilan, keahlian dan pendidikan.
Merubah metode pembinaan multi dimensi tersebut perlu didukung oleh
koordinasi lintas institusional dengan melibatkan lembaga lainnya, alokasi dana
yang memadai serta dukungan SDM yang terkait dengan bidang sosial. Sehingga
secara permanen pula pengemis perkotaan di Kota Bandung akan hilang
jumlahnya.
No copy data
No other version available