MODEL PENGEMBANGAN KLASTER AGRIBISNIS KENTANG DI PROVINSI ACEH
Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pengembangan klaster
agribisnis kentang dalam upaya peningkatan pendapatan dan posisi tawar petani di
Proyinsi Aceh. Metode yang diaplikasikan untuk mencapai tujuan terse but adalah
metodologi dinamika si stem, yang merupakan pendekatan pemodelan berbasis
berpikir sistemik serta menggunakan perspektif berdasarkan umpan balik
informasi dan delays, untuk memahami dinamika perilaku yang kompleks dari
sistem fisika, sistem biologis, dan sistem sosial, yang terjadi pada klaster
agribisnis kentang. Sentra produksi kentang Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Aceh
Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, menjadi wilayah kerja penelitian ini.
Identifikasi kebutuhan untuk model klaster dilakukan melalui studi
pustaka dan wawancara dengan pakar dari pemangku kepentingan, yaitu praktisi
dan pengambil kebijakan yang terlibat dalam prosedur penyediaan input,
produksi, serta pemasaran output kentang. Data yang dikumpulkan terdiri dari
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan observasi,
wawancara mendalam dengan responden, serta aktivitas FGD (Focus Group
Discussion), sedangkan data sekunder didapatkan melalui studi kepustakaan dari
berbagai sumber literatur, buku, jumal ilmiah, serta beragam publikasi yang
berkaitan dengan penelitian ini. Formulasi model dilakukan dengan software
Veneta Simulation (Vensim DSS), yang dilanjutkan dengan simulasi.
Hasil penelitian menunjukkan peran empat komponen utama untuk
mewujudkan pengembangan klaster agribisnis kentang, yaitu: manajemen rantai
pasok, orientasi kewirausahaan, pemangku kepentingan dan kernitraan yang
terlibat, serta kebijakan publik. Dalam upaya pengembangannya, penelitian ini
mengajukan delapan skenario, yaitu: (1) menambah luas lahan produktif usahatani
kentang, yang memberikan hasil peningkatan volume produksi, (2) menggunakan
bibit kentang bersertifikat umbi G2, menghasilkan level produktivitas yang lebih
tinggi, (3) menyediakan bibit kentang bersertifikat sesuai kebutuhan petani,
menunjukkan bahwa hasil produksi kentang meningkat, (4) menambah jumlah
petani kompeten, memperlihatkan peningkatan pada hasil produksi, (5)
memperpendek jangka waktu pembayaran piutang koperasi dan petani mitra
industri, menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah kas, (6) mendesain model
kemitraan sinergis melalui penambahan dana pinjaman dan penghapusan struktur
piutang, menunjukkan bahwa penerimaan, keuntungan, RJC, dan kas petani
kentang, meningkat dibandingkan sebelumnya, (7) sertifikasi kentang hasil
produksi petani kemitraan sinergis, menunjukkan peningkatkan penerimaan,
keuntungan, RJC, dan kas petani (8) menyediakan model struktur kelembagaan
pada klaster agribisnis kentang, diperoleh hasil bahwa "struktur jaringan"
memberikan independensi dan fleksibilitas dalam hal kerjasama dengan institusi
lain berdasarkan kerjasama yang saling menguntungkan.
No copy data
No other version available