VERBA(L) TRANSITIF DALAM BAHASA MELAYU RIAU KAMPAR: Kajian Struktur dan Semantik
Disertasi ini merupakan kajian linguistik dengan judul "Verba(l) Transitif dalam
Bahasa \ Melayu Kampar: Kajian Struktur dan Semantik". Penelitian ini pada dasarnya
bertujuan untuk (1) menjelaskan afiks yang membentuk verba transitif, (2) menjelaskan
makna yang terdapat pada verba transitif, dan (3) menjelaskan peran objek yang
terkandung dalam verba transitif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
campuran (eklektik), yang bersumber dari pakar linguistik bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dan metode cakap.
Selain metode simak dan metode cakap, data juga dikumpulkan dengan menggunakan
metode introspeksi. Setelah data dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan metode
distribusional atau metode agih, dengan teknik BUL sebagai teknik dasar dan teknik lesap,
balik, sisip, dan teknik ubah wujud sebagai teknik lanjutan.
Dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Afiks
yang membentuk verba transitif dalam BMRK dikelompokkan atas dua bagian, yaitu (a)
afiks pembentuk verba monotransitif, yang terdiri atas (i) afiks segmental, yakni prefiks
ma(N)- dan afiks gabungan prefiks-sufiks ma(N)-ang, ma(N)-eng, ma(N)-in, ma(N)-ong,
ma(N)-un, ma(N)-on, ma(N)-i, man (Nl-ki, ma(N)-pi, ma(N)-ti, mampa-, mampa-ang,
mampa-eng, mampa-in, mampa-ong, dan mampa-un dan (ii) gabungan afiks segmental
dan suprasegmental, yakni prefiks ma(N)- dan infiks suprasegmental pada kata yang
berakhir dengan bunyi -am, -ang, -in, -iong, -un, dan -uong; (b) afiks pembentuk verba
bitransitif, yang terdiri atas (i) afiks segmental, yakni afiks gabungan ma(N)-ang, ma(N)
eng, ma(N)-in, ma(N)-ong, dan ma(N)-on dan (ii) gabungan afiks segmental dan
suprasegmental, yakni prefiks ma(N)- dan infiks suprasegmental pada kata yang berakhir
dengan bunyi -am, -an, ang, -im, -un, dan -uong; (2) Makna inheren verba transitif,yang
terdiri atas (a) makna inheren verba monotransitif, yang terdiri lagi atas makna aktivitas,
proses, sensa si tubuh, peristiwa transisional, momentan, dengan persepsi dan
pengertian lamban, dan makna relasional, (b) makna inheren verba bitransitif, terdiri atas
makna aktivitas dan makna relasional; (3) Peran objek verba transitifterdiri atas (a) peran
objek pada verba monotransitif, yang terdiri lagi atas (i) peran sasaran, terjadi apabila PV
berrnakna aktivitas, proses, sensasi tubuh, peristiwa transisional, momentan, dengan
persepsi dan pengertian lamban, dan relasional, sedangkan S berperan pelaku, (ii) peran
peruntung, terjadi apabila PV bermakna aktivitas, proses, persepsi dan pengertian lamban,
dan relasional, sedangkan S berperan pelaku dan (b) peran objek pada verba bitransitif,
yang terdiri atas Ol'r dan aSk. Pada kalimat yang beverba bitransitif, Ol'r selalu berperan
peruntung dan OSk selalu berperan sasaran. Ol'r berperan peruntung dan aSk berperan
sasaran muncul pada PV bermakna aktivitas dan relasional, sedangkan S berperan pelaku.
No copy data
No other version available