CITRA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM PANDANGAN PEMANGKU KEPENTINGAN (Studi Kasus Pelayanan Publik Polisi Lalu Lintas Polda Jawa Barat) INDONESIAN REPUBLIC POLICE IMAGE
Citra Kepolisian Republik Indonesia Dalam Pandangan Pemangku Kepentingan
(Studi Kasus Pelayanan Publik Polisi Lalu Lintas Polda Jawa Barat)
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah Kepolisian Nasional di
Indonesia yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Perjalanan
sejarah institusi Polri dapat ditelusuri hingga masa kerajaan, masa kolonial,
sampai kemerdekaan dan reformasi. Peranannya dalam melayani, mengayomi,
dan melindungi masyarakat tidak dapat diabaikan, termasuk peran Polisi Lalu
Lintas (Polantas) dalam bidang lalu lintas. Sekalipun telah dilakukan reformasi
birokrasi, citra Polantas hampir tidak pernah meningkat. Terdapat berbagai faktor
yang menyebabkan buruknya citra Polantas, baik internal rnaupun eksternal.
Dengan demikian, masalah disertasi ini adalah pandangan para pemangku
kepentingan terhadap citra Polantas, khususnya sebagaimana kasus yang terjadi
pada Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Kepolisian Derah Jawa Barat (Polda
Jabar). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara empiris
mengenai pandangan para pemangku kepentingan tentang citra Polantas.
Untuk menjelaskan masalah penelitian ini, digunakan beberapa teori. TeoriĀ
teori tersebut adalah tentang citra, teori komunikasi (pribadi dan organisasi), teori
sosiologis, analisis kebijakan publik, dan teori management public relation.
Bertolak dari teori-teori tersebut, dan dikaitkan dengan pengamatan awal yang
dilakukan di Ditlantas Polda Jabar, dapat dikatakan bahwa buruknya citra Polantas
disebabkan berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun ekstemal.Dalam
perspektif ilmu komunikasi, realitas tentang citra ini berhubungan dengan aspek
komunikasi internal dan organisasi. Selain itu, hal ini pun berkaitan dengan fakta
sosial, definisi sosial, dan interaksi sosial antara Polantas dengan para pemangku
kepentingan.
. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Sumber datanya adalah dari para pemangku kepentingan dari
sektor pemerintahan, sektor swasta, dan masyarakat pengguna lalu lintas.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan Focus Group Discussion
(FGD). Analisis dilakukan secara kualitatif dengan langkah: orientasi, fokus, dan
display data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruknya citra Polantas bukan hanya
disebabkan oleh faktor internal Polantas, tetapi juga faktor-faktor sosiologis yang
lebih luas, termasuk masalah ketimpangan pertumbuhan kota, kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya pemangku kepentingan. Hal ini dalam banyak kasus
disadari oleh pemangku kepentingan. Dalam hubungan ini, persoalannya terletak
pada persoalan komunikasi, baik komunikasi personal, organisasi, dan kebijakan.
,Untuk mengatasi masalah citra terse but diperlukan management public relation,
agar kornunikasiantara polisi dengan pemangku kepentingan dapat dilaksanakan
secara lebih efektif dan efisien, serta peran Polantas dalam pelayanan publik dan
penegakan hukum lebih dapat dirasakan dan dihormati oleh para pemangku
kepentingan.
No copy data
No other version available