PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH
Permasalahan penelitian ini adalah budaya organisasi pada Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah berpengaruh terhadap kinerja pegawai
sekalipun secara nyata telah ada budaya yang dianut pegawai dalam wujud
kontrak kinerja tertulis yakni code of conduct (pedoman prilaku pemerintahan)
sehinga rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Tengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penelitian
survey. Variabel yang diteliti adalah variabel independent (X) yaitu Budaya
Organisasi dan variabel dependen (Y) yaitu Kinerja Pegawai. Sedangkan analisis
hubungan kedua variabel tersebut menggunakan metode Structural Equation
Modeling Analysis (Analisis SEM). Sampel yang diteliti sejumlah 336 orang
pegawai dipilih dengan pendekatan proportional stratified random sampling.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengaruh budaya organisasi signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
ditentukan oleh dimensi inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap
detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan kemantapan.
Dimensi terbesar memberi kontribusi pada budaya organisasi adalah dimensi
perhatian terhadap detail dan yang terkecil adalah dimensi keagresifan dan
disamping itu terdapat budaya lokal yang turut mempengaruhi po la pikir, pola
sikap dan pola perilaku individu dan kelompok dalam organisasi sehingga
ditemukan konsep baru yaitu sistem nilai lokal yang turut mempengaruhi kinerja
pegawai yang merupakan spirit untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik
dengan semboyan "belo rivo bia belo rikava" (bila dilaksanakan dengan baik
hasilnya juga akan baik) dan "nosa rara nosa batutu" (bersama kita satu).
Peneliti menyarankan bagi peneliti lain untuk mengembangkan hasil
penelitian ini khususnya terhadap budaya lokal yang mungkin bisa mempengaruhi
kinerja pegawai. Selain itu saran praktis terhadap para pemangku kepentingan
untuk meningkatkan pengawasan melalui penerapan absensi elektronik, evaluasi
kinerja (TEPPA), sistem CCTV, sistem pengendalian intern pemerintah, reward
dan punishment, dan peningkatan kapabilitas para pegawai.
No copy data
No other version available