KOMUNIKASI POLITIK DAN PEMAKNAAN ANGGOTA LEGISLATIF TERHADAP KONSTITUEN
ABSTRAK
Pramana Anung Wibawa. Komunikasi Politik dan Pemaknaan Anggota Legislatif terhadap Konstituen (Studi Interpretif Pemilu 2009), dipromotori oleh H. Deddy Mulyana, H. E Kuswarno, dan H. Soleh Soemirat.
Dalam pelaksanaan kampanye pemilu legislatif 2009, pendidikan politik yang seharusnya mewarnai kampanye masih belum mendapat porsi yang cukup, karena baik peserta maupun pemilih belum terbangun pemahaman bahwa kampanye adalah media pendidikan politik sebagai ajang untuk menyampaikan program yang kelak bisa ditagih. Komunikasi politik selama kampanye umumnya banyak diwarnai komunikasi nonverbal, yang mampu membuat senang dan membangun semangat yang hadir tetapi tidak menyentuh aspek pemikiran. Kajian komunikasi politik mengarah pada hubungan antara tiga elemen dalam proses tindakan politik dipahami dan disadari. Tiga elemen tersebut adalah Organisasi Politik, Media, dan Warga Negara. Salah satu bentuk komunikasi politik adalah kampanye.
Penelitian ini menggunakan metode penelitan kualitatif fenomonelogi tentang kampanye politik anggota legislatif pemilu 2009. Subjek penelitian berjumlah 21 anggota legislatif 2009 yang dipilih berdasarkan purposif (purposive). Data dianalisis dengan thick description clan- dibuat kategorisasi serta model-model untuk setiap hasil penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang informan untuk terlibat langsung menjadi anggota legislatif adalah karena adanya kondisi eksternal, dan kondisi internal. Sementara itu konsep diri politisi yang menjadi anggota legislatif berkembang secara dinamis di antara konsep diri idealis, konsep diri konfiden, pragmatis, konsep diri materialistis, dan konsep diri
dominan. Anggota legislatif memiliki motivasi yang berlapis untuk menjadi
anggota legislatif, yang terdiri dari motivasi utama, yaitu kekuasaan politik dan kepentingan ekonomi, dan motivasi turunan yang berciri retoris. Pemaknaan konstituen oleh anggota legislatif merupakan relasi dialektis antara anggota legislatif dengan kondisi sosio kultural yang melatarbelakangi konstituennya. Komunikasi yang dilakukan para anggota legislatif 2009 adalah komunikasi Transaksional, Komponensial Politik, (TransKompPol), dengan Strategi SUKSES yaitu Sinergitas, Uang, Komunitas, dan Tim Sukses. Hambatan yang terjadi pada saat berkampanye bermuara pada sistem pemilu yang mendorong tumbuhnya budaya liberal dan kapitalistik. Sementara peluang yang dapat dikembangkan dalam mengatasi permasalahan dalam komunikasi politik yang efektif dilakukan melalui intensitas komunikasi politik dan pendekatan komunikasi kontekstual. Terdapat berbagai keunikan dalam komunikasi politik yang merupakan ekspresi dari kampanye kreatif yang dilakukan oleh anggota legislatif dalam melakukan kampanye pemilu legislatif 2009.
Kata Kunci: latar belakang, konsep diri, motivasi, pemaknaan konstituen, komunikasi transaksional-komponensial, dan strategi kampanye.
No copy data
No other version available