KESINERGISAN KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK DENGAN SISTEM PEMBERIAN AIR UNTUK PENANGGULANGAN KERACUNAN BESI, KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA N, P, K, Fe SERTA HASIL PADI PADA LAHAN SAWAH INCEPTISOL MOROWALI
Lahan sawah di Kabupaten Morowali cukup luas, tetapi didominasi oleh tanah
masam seperti Inceptisol, Ultisol dan Oxisol yang tergolong kurang subur dan
ditemukan adanya gejala keracunan besi. Penelitian ini bertujuan: 1). mengetahui
pengaruh interaksi antara kompos jerami dan pupuk NPK dengan sistem pemberian air
terhadap ketersediaan N, P, K, Fe tanah dan serapannya, pertumbuhan dan hasil padi
pada sawah Inceptisol Morowali, 2). mendapatkan takaran kompos jerami optimal
yang dibuat secara in-situ pada masing-masing sistem pemberian air yang akan
digunakan sebagai pupuk dasar pada penelitian lapangan, 3). mempelajari kemampuan
kompos jerami dan pupuk NPK pada masing-masing sistem pemberian air terhadap
penurunan keracunan besi tanaman padi pada Inceptisol Morowali dan 4).
mendapatkan dosis pupuk NPK dengan sistem pemberian air yang memberikan hasil
tertinggi pada sawah Inceptisol Morowali
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: 1). penelitian rumah kaca dan
2). penelitian lapangan. Penelitian rumah kaca dilakukan di Rumah Kaca Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran bulan Juni - Agustus 2011 dengan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah takaran kompos
jerami terdiri dari empat level yaitu: PI= (0 tlha), P2= (2,5 tlha), P3= (5,0 tlha) dan P4=
(7,5 t/ha) dan faktor kedua adalah sistem pemberian air yang terdiri atas tiga sistem
yaitu: pemberian air tergenang selama penelitian, pemberian air berselang dan
pemberian air macak-macak. Penelitian lapangan dilaksanakan pada sawah Inceptisol
Morowali di tempat pengambilan sampel tanah untuk penelitian rumah kaca.
Rancangan percobaan adalah acak kelompok (RAK) pola faktorial dua faktor. Faktor
pertama adalah: tiga sistem pemberian air (sama dengan rumah kaca) dan faktor kedua
adalah: empat kombinasi takaran pupuk NPK yaitu: PI = paket rekomendasi setempat,
P2 = pengurangan 25 %, P3 = pengurangan 50 % dan P4 = pengurangan 75 % dari
rekomendasi. Penelitian lapangan dilaksanakan bulan Oktober 2011 - Januari 2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi iklim cukup baik untuk padi sawah
dengan curah hujan cukup tinggi (tipe B1). Tanah lokasi penelitian Aeric Epiaquept
dengan tingkat kesuburan rendah, kadar besi sangat tinggi, mineral klei terdiri atas:
ferihidrit, goetit dan smektit. Nilai pH tanah pada semua sistem pemberian air
meningkat sampai 30 hari setelah perlakuan kemudian stabil sampai akhir pengamatan.
NiIai redoks potensial pada sistem pemberian air macak-macak tidak pemah mencapai
nilai negatif, sedangkan perlakuan sistem pemberian air tergenang mencapai nilai -
118,12 mY. Takaran kompos jerami optimal 5 t/ha pada penelitian rumah kaca. Sistem
pemberian air macak-macak dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman, meningkatkan
ketersediaan dan serapan hara N, P, K. Selain itu, sistem pemberian air macak-macak
menekan serapan besi hingga 82,06 % dan 78, 24 % serta menekan keracunan besi
91,06 % dan 15, 18 % jika dibandingkan dengan sistem pemberian air secara tergenang
dan sistem pemberian air berselang. Hasil panen tertinggi diperoleh pada kombinasi
pupuk NPK berdasarkan rekomendasi (250:75: 100) dengan sistem pemberian air secara
macak-macak (5,36 tlha) dan meningkatkan hasil panen sebesar 48,13 % dibandingkan
sistem pemberian air secara tergenang dan 28, 92 % dibandingkan pemberian air
secara berselang.
No copy data
No other version available