KONSTRUKSI DIRI DAN PERILAKU KOMUNIKASI GELANDANGAN DI KOTA JAKARTA
ABSTRAK
KONSTRUKSI DIRT DAN PERILAKU KOMUNIKASI GELANDANGAN DI KOTA JAKARTA: Syaiful Rohim, Disertasi Doktor dengan Tim Promotor Prof. Dr. H. Engkus Kuswarno, MS (Ketua), Prof.Dr.H.Kusnaka Adimiharja (alm) (Anggota), Dr. Hj. Betty, RF Sabur Soemirat, MS. (Anggota)
Gembel, kotor, sampah masyarakat mengganggu ketertiban dan biang kriminal adalah sedikit dari sekian banyak antrian panjang istilah yang kerap terdengar ketika seseorang menunjuk kepada sosok gelandangan yang selalu dimarginalkan dan dipinggirkan dark sudut-sudut kola serta nilai budaya kota ketika bersinggungan dalam interaksi sosialnya. Citra negatif dan konstruksi budaya yang dianggap menyimpang serta perlakuan yang dialami para gelandangan manusia gerobak dalam menjalankan aktivitasnya, dalam batasan¬batasan tertentu menjadikan mereka merniliki cara dan tradisi yang herbeda dengan orang lain dalam menjalankan berbagai aktivitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi dirk dan perilaku komunikasi gelandangan manusia gerobak saat menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai gelandangan di kota Jakarta. Metode yang digmakan adalah dengan metode penelitian kualitatif dengan paradigm fenomenologis yang memahami perilaku manusia dark sudut pandang subjek penelitian. Subjek penelitian ini berjumlah dua puluh (21) orang yang diambil berdasarkan kesediaan subjek dan menggunakan sampel bola salju (snowball sampling) untuk mengkaji pengalaman hidup subjek penelitian dilakukan wawancara mendalam (indepth interview) dan obsevasi partisipasi. Studi ini dianggap studi emik untuk menelaah konstruk din berdasarkan analisi yang bersifat idiografik yang bertujuan memberikan gambaran tentang dirk dan perilaku komunikasi gelandangan manusia gerobak. Hasil analisa ini tidak akan dikuantifikasi atau digeneralisasi dengan kasus yang lainnya.
Hasil temuan menunjukkan bahwa Gelandangan "manusia gerobak", terutama mereka yang mempunyai kesamaan profesi, saling membagi wilayah kerja agar tidak terjadi konflik di antara mereka. Subjek melakukan hubungan komunikasi dengan mitra komunikasi sebagai bentuk perilaku komunikasi yang dilakukan dengan membagi wilayah dirinya dengan tampilan dirk untuk orang lain dan tampilan dirk yang ditunjukkan untuk dirinya pribadi. Hasil temuan juga menunjukkan bahwa hampir seiuruh subjek menutup wilayah sisi gelap diri dark orang-orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya sebagai gelandangan dengan cara melakukan impression management! pengelolaan kesan. Gelandangan "manusia gerobak" hadir tidak hanya akibat budaya kemiskinan yang mencirikan pekerjaan yang dilakukan dan tempat tinggalnya yang tidak menentu, melainkan juga akibat struktur yang memandang dan stigma negatif atas berbagai piilhan jenis pekerjaan yang dilakukan o]eh gelandangan serta sebagai sebuah keterpaksaan karenatidak adanya pilihan-pilihan lain yang akan dilakukan
No copy data
No other version available