EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM )MANDIRI PERDESAAN DI KABUPATEN SORONG PROPINSI PAPUA BARAT (STUDI KASUS PADA SUKU MOI)
Pokok permasalahan penelitian ini adalah evaluasi program pemberdayaan
PNPM Mandiri Perdesaan yang masih belum berhasil mencapai tujuannya dalam
memberikan manfaat atau hasil bagi upaya mengatasi kemiskinan masyarakat
kabupaten Sorong khususnya yang ada di wilayah perdesaan. Lebih khusus lagi
kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat suku Moi. Meskipun program
tersebut dalam prosesnya berhasil dilaksanakan dengan baik, tetapi tidak demikian
dengan hasil dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program tersebut,
namun tidak demikian dengan hasil dan manfaat yang didapat. Dari segi konteks,
program ini menghadapi kendala yang sangat berat. Sementara dari sisi input
program ini juga masih dirasakan kurang dan seringkali tidak tepat, baik jumlah
dan kualitasnya.
Metode dan pendekatan yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif (qualitative research) dengan pendekatan deskriptif, yang dalam
pengumpulan datanya melalui metode pengamatan langsung di lapangan serta
wawancara mendalam (indepth interview) dengan subyek penelitian atau para
nara sumber dan informan serta informan kunci (key informan). Guna
memperoleh tingkat kepercayaan data hasil penelitian atau tingkat kebermaknaan
suatu penelitian ini, dilakukan langkah-langkah uji keabsahan data antara lain
melalui uji kredibilitas data (validitas internal) dengan model triangulasi sumber.
Hasil yang sekaligus menjadi temuan baru penelitian menunjukkan bahwa
faktor konteks program merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya. Faktor
ini justru menjadi penentu mengenai seberapa besar dan kualitas input yang harus
diberikan untuk mengatasi ketidakberdayaan masyarakat. Mengenai proses
pelaksanaan program yang relatif baik karena sifat dan bentuk program ini yang
lebih spesifik dan terfokus pada jenis kegiatan tertentu dan dilaksanakan di
wilayah tertentu. Efektifitas pelaksanaan program yang cukup baik ini ternyata
terkendala oleh faktor konteks dan juga input yang ada karena dalam konteks
daerah yang memiliki karakteristik unik dan khas, khususnya yang ada di daerah
terpencil, terislolir, pedalaman dan pegunungan, maka jumlah dan kualitas input
yang ada dirasakan jauh dari mencukupi untuk mengatasi persoalan
ketidakberdayaan dan kemiskinan masyarakat. Beratnya persoalan terkait konteks
program yang dihadapi serta ketidaktepatan input yang digunakan membuat
banyak input program yang bisa dilaksanakan dengan baik seperti tersia-sia dan
tidak memberi hasil dan manfaat yang optimal. Diperlukan perlakuan khusus,
terutama yang berkaitan dengan input seperti berupa kebijakan, dana dan personil
agar proses pelaksanaan program bisa membawa hasil dan manfaat optimal bagi
upaya penanggulangan kemiskinan masyarakat.
No copy data
No other version available