WAWACAN PADMASARI: KRITIK TEKSTUAL NASKAH SUNDA DAN KAJIAN KESETARAAN GENDER BAGI PEREMPUAN
Disertasi yang berjudul Wawacan Padmasari: Kritik Tekstual Naskah Sunda dan
Kajian Kesetaraan Gender bagi Perempuan ini berfokus pada persoalan-persoalan
filologis: naskah jamak yang mengandung variasi teks serta penyimpangan tulis
sehingga keasliannya hilang dan tidak dikenal serta tidak terbaca masyarakat luas pada
masa kini. Disertasi ini juga berorientasi pada masalah ketidaksetaraan gender kepada
kaum perempuan beserta ketidakproduktifan dan kehilangan serta pencarian jati dirinya.
Fokus objek penelitian ini adalah tiga naskah Wawacan Padmasari sebagai data primer
dengan data sekunder naskah-naskah yang sebanding dengannya.
Penelitian ini berbasis pada grand paradigma ilmu humaniora. Bidang keilmuan
yang menjadi grand teori penelitian ini adalah filologi, ilmu sastra, dan ilmu sosial. Di
dalam filologi digunakan teori kodikologi dan tekstologi. Dengan ilmu sastra diterapkan
pendekatan sosiologi sastra. Dari ilmu sosial diambil teori kesetaraan gender. Penelitian
ini termasuk riset kualitatif dengan nalar induktif nonhipotetikal. Metode penelitian ini
adalah deskriptif-analitis-komparatif Adapun metode pengkajian filologi menggunakan
metode kritik naskah serta kritik teks, sedangkan pengkajian sastra menerapkan metode
sosiologi sastra secara intrinsik dan ekstrinsik. Penyuntingan teks bermetode landasan.
Dihasilkan kritik teks yang komprehensif dengan tiga perspektif: bentuk, sifat,
dan tataran bahasa. Dari perspektifbentuk, disempurnakan peta bentuk-bentuk kesalahan
tulis: substitusi kemiripan serta nonkemiripan, transposisi pertukaran serta perpindahan,
dan interseksi tunggal serta jamak. Dari perspektif sifat, dipetakan tiga sifat kesalahan
tulisan: tidak ada, tidak baku, dan tidak tepat diksi. Dari segi tataran bahasa, ditemukan
kesalahan tanda huruf Edisi teks wawacan dapat menggabungkan struktur fisik puisi
dan narasi. Terjemahan teks menyelaraskan pemadanan akurat pada bahasa Indonesia
dengan pemertahanan kekhasan bahasa Sunda. Prinsip keaslian dan keterbacaan bersiĀ
nergi dalam aspek aksara: keaslian aksara pad a emendasi teks dan keterbacaan aksara
pada edisi teks. Mazhab filologi tradisional dan modern dapat saling berkomplementer.
Penelitian ini juga menemukan kosmologi kesetaraan gender bagi perempuan islami
Sunda yang khas dan adiluhung. Kekhasannya terlihat dari kombinasi prinsip juga strategi
produktivitasnya yang koperatif serta konfrontatif, dorongan kuat yang mengunggulkan
perempuan atas lelaki pada berbagai bidang kehidupan, pembagian peran yang kondisional,
penyamaan serta pembedaan antara lelaki dengan perempuan secara proposional, menjadikan
pendidikan dan ranah domestik sebagai basis kesetaraan beserta keberdayaannya, dan
perlindungan kepada kaum perempuan dari kejahatan kaum patriarkat khususnya di sektor
publik beserta metode efektifnya dalam melawan dan membenahinya. Keadiluhungannya
terbukti dengan sumbernya dari spiritualitas keislaman serta sosio-kultural kesundaan yang
agung, hasil jejaring keberangkaian kosomologi Sunda kuno mengenai perempuan dari
berbagai zaman, berangkat dari identitas ketuhanan beserta kemanusiaan perempuan yang
paripuma, sesuai kodratnya, dan kepantasannya dijadikan patokan masyarakat kini serta
nanti, khususnya bagi kaum perempuan beserta pemberdayaan juga penyetaraan gendemya.
No copy data
No other version available