MEMBONGKAR IDEOLOGI 'SEKS BEBAS' PADA KELOMPOK RENTAN TERINFEKSI HAIV / AIDS : KAJIAN KOMUNIKASI DENGAN [PENDEKATAN ETNOGRAFI KRITIS DI KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT
Ideologi 'seks bebas' yang makin berkembang di kalangan kelompok usia yang
rent an terinfeksi HIV I AIDS merupakan produk dari dinamika dan kontestasi
budaya yang berlangsung sejak lama. Internet dan gadget merupakan media yang
paling potensial untuk menyebarkan ideologi seks bebas ke kalangan generasi
muda, bahkan dari satu generasi ke generasi yang lebih muda. Penelitian ini
menggunakan pendekatan Etnografi Kritis untuk menganalisis konstruksi ideologi
'seks bebas' dalam konteks relasi kuasa (power relations) di antara budaya induk,
subkultur dan budaya global. Budaya induk dan subkultur merupakan korban
belaka dari hegemoni budaya global. Kelompok rentan terinfeksi HIV/AIDS yang
aktif melakukan hubungan seks bebas tidak hanya sekedar melakukan hubungan
tidak sah, tapi juga melakukan pembalikan konstruksi ideologi seksual yang
dianut oleh pendukung budaya induk. Mereka menjadikan pacaran sebagai bentuk
hubungan laki-Iaki dan perempuan yang harus diisi dengan hubungan seksual.
Bila tidak melakukan hubungan seksual, berarti bukan berpacaran, hanya
berteman biasa. Pandangan demikian telah banyak dianut, tidak hanya oleh
kelompok remaja, tapi juga oleh sebagian warga yang berumur di atas 30 tahun.
Konstruksi ideologi seks bebas lebih banyak dikaitkan dengan resiko keharnilan
daripada resiko terinfeksi HIV/AIDS atau PMS (Penyakit Menular Seksual):
lainnya. Akibat dominasi budaya global makna seks bebas direduksi ke dalam
masalah kesehatan bel aka, sementara aspek moral yang terkait dengan agarna
mengalami marginalisasi. Meluasnya ideologi seks bebas, selain disebabkan sikap
permisif warga dan provokasi media, semakin diperkuat oleh keengganan
membicarakan dan kualitas komunikasi mulai dari lingkungan keluarga,
lingkungan pemukiman terdekat, dan masyarakat secara keseluruhan.
No copy data
No other version available