Text
D42- Aktivitas Antidislipidemia Ekstrak Etanol dan Fraksi Etil Asetat Bawang Merah Brebes (Allium ascalonicum L.) Pada Tikus Wistar Yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak Serta Penghambatan HMG-KoA Reduktase dan Lipase Secara In Vitro (Heru Nurcahyo; Prof. Dr. Sri Adi Sumiwi, MS; Gofarana Wilar, M.Si., Ph.D)
Kuersetin merupakan senyawa flavonol yang dapat memperbaiki profil lipid dengan mekanisme penghambatan HMG-KoA reduktase dan lipase. Senyawa kuersetin ditemukan pada bawang merah (Allium ascalonicum L) Brebes yang dapat dimanfaatkan sebagai antidislipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol dan fraksi etil asetat bawang merah Brebes sebagai antidislipidemia dengan mekanisme penghambatan HMG-KoA reduktase dan lipase.
Penelitian eksperimen diawali dengan optimasi pengeringan bawang merah asal Brebes, Jawa Tengah, Indonesia berbagai variasi suhu 30, 40, 50 dan 60 oC dan mengekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70% (1:10). Ekstrak etanol dengan kadar kuersetin tertinggi di fraksinasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Uji in vivo dengan pre-post test with control group design, menggunakan 11 kelompok masing-masing 5 ekor tikus Wistar yang terbagi dalam kelompok normal, kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan dengan dosis 125, 250, 500 dan 1000 mg/kg BB untuk ekstrak etanol A. ascalonicum L. Brebes (EAB) dan fraksi etil asetat A. ascalonicum L. Brebes (FAB). Pada saat intervensi, kelompok kontrol normal diberi diet standar tanpa perlakuan tinggi lemak, sedangkan kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan kelompok dosis diinduksi diet tinggi lemak kuning telur burung puyuh 2 mL/200 g BB 2 kali sehari pagi dan sore secara oral, serta diberikan propiltiourasil (PTU) 0,01% selama 14 hari dan selanjutnya perlakuan dosis EAB dan FAB. Pengukuran aktivitas profil lipid tikus Wistar dilakukan pada hari ke-28. Cara pengukuran profil lipid dengan metode pemeriksaan cholesterol oxidase-p- aminophenozone (CHOD-PAP) untuk kolesterol total dan glycerol phosphate oxidase-p-aminophenazone (GPO-PAP) untuk trigliserida. Pengujian penghambatan HMG-KoA reduktase dan lipase dengan metode kolorimetri secara in vitro dilakukan secara enzimatik. Pengamatan makroskopis hati menggunakan metode segmentasi citra dan histologi hati menggunakan metode image J. Analisis data statistik secara uji Anova untuk kolesterol total, LDL, trigliserida, makroskopis dan histologi hati, uji Paired t-test untuk HDL, sedangkan untuk in vitro digunakan uji chi square.
Hasil pengeringan simplisia pada suhu 40 oC menggunakan metode maserasi didapatkan kadar kuersetin tertinggi sebesar 13,493±0,018 mg QE/g. Hasil fraksinasi bertingkat didapatkan kadar kuersetin tertinggi pada pelarut etil asetat sebesar 96,776±0,02 mg QE/g.
Hasil pengukuran pada hari ke-28 pemberian EAB 125, 250, 500, 1000 mg/kg BB terhadap pengukuran kolesterol total menyebabkan penurunan berturut-turut sebesar 52,93; 42,11; 44,38; 51,92 %, pengukuran LDL terdapat penurunan berturut-turut sebesar 59,13; 30,69; 70,50; 54,25 %, pengukuran trigliserida terdapat penurunan berturut-turut sebesar 30,77; 35,58; 42;15; 37,32 %, pengukuran HDL terdapat kenaikan berturut-turut sebesar 19,15; 8,59; 6,88; 3,12 %. Berdasarkan uji Anova didapatkan hasil pengukuran kolesterol total, LDL dan trigliserida yang signifikan dibandingkan kontrol negatif p value < 0,05, sedangkan kenaikan HDL berdasarkan hasil uji Paired sample t test mendapatkan p value > 0,05 untuk semua perlakuan dengan asumsi naik tetapi tidak berbeda nyata.
Hasil pengukuran pada hari ke-28 pemberian FAB 125, 250, 500, 1000 mg/kg BB terhadap pengukuran kolesterol total menyebabkan penurunan berturut-turut sebesar 52,89; 42,11; 43,44; 51,92 %, pengukuran LDL terdapat penurunan berturut-turut sebesar 68,98; 76,00; 68,48; 68,09 %, pengukuran trigliserida terdapat penurunan berturut-turut sebesar 54,45; 42,86; 47,68; 65,09 %, pengukuran HDL terdapat kenaikan berturut-turut sebesar 8,28; 1,85; 8,28; 20,66 %. Berdasarkan uji Anova didapatkan hasil pengukuran kolesterol total, LDL, trigliserida yang signifikan dibandingkan kontrol negatif p value < 0,05, sedangkan kenaikan HDL untuk dosis 500 dan 1000 mg/kg BB berdasarkan hasil uji Paired sample t test mendapatkan p value < 0,05.
Tahap pengukuran korelasi untuk mengetahui hubungan antara lama waktu pemberian dosis dengan aktivitas profil lipid kolesterol total, LDL, trigliserida dan HDL dengan regresi sederhana pada EAB 125, 250, 500, 1000 mg/kg BB didapatkan nilai rata-rata korelasi yang kuat secara berturut-turut pada penurunan kolesterol total sebesar 0,77; 0,88; 0,85; dan 0,95, penurunan LDL sebesar 0,78; 0,71; 0,76; dan 0,78, penurunan trigliserida sebesar 0,76; 0,79; 071; dan 0,76, kenaikan HDL sebesar 1, 1, 1, dan 1. Korelasi pada FAB 125, 250, 500, 1000 mg/kg BB didapatkan nilai rata-rata korelasi sangat kuat secara berturut-turut pada penurunan kolesterol total sebesar 0,93; 0,88; 0,98; dan 0,98, penurunan LDL sebesar 0,74; 0,93; 0,99; dan 0,95, penurunan trigliserida sebesar 0,92; 0,86; 095; dan 0,91, kenaikan HDL sebesar 1, 1, 1, dan 1.
Tahap studi in vitro dengan aktivitas EAB dan FAB terhadap penghambatan HMG-KoA reduktase dan lipase. EAB dan FAB memiliki aktivitas yang kuat dalam penghambatan HMG-KoA reduktase dengan IC50 87,21±5,23 µg/mL dan 98,73±17.33 µg/mL, sedangkan simvastatin dengan IC50 24,26±1,02 µg/mL, sedangkan penghambatan lipase memiliki aktivitas lemah dengan IC50 EAB sebesar 347,12±56,21 µg/mL dan IC50 FAB sebesar 198,33±20,11 µg/mL, sedangkan orlistat dengan IC50 12,38±2,03 µg/mL.
Tahap akhir penelitian ini adalah uji histologi hati EAB dan FAB. Berdasarkan persentase degenerasi lemak kerusakan paling sedikit terjadi pada kelompok kontrol normal dengan nilai 10,78 ± 2,72 %, kelompok kontrol negatif ditemukan kerusakan paling banyak sebesar 43,01 ± 5,90 %, kontrol positif yang diberikan simvastatin ditemukan kerusakan degenerasi lemak sebesar 33,1 ± 11,76 %. Pemberian EAB menyebabkan degenerasi lemak sebesar 33,88 ± 5,77 sampai 35,87 ± 5,62 %, FAB sebesar 30,31 ± 4,42 sampai 30,68 ± 4,66 %, dimana selama 14 hari pemberian perlakuan EAB dan FAB sudah mulai ada perbaikan walau masih di bawah kontrol normal.
Berdasarkan data yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa EAB dan FAB pada dosis 125, 250, 500 dan 1000 mg/kg BB secara in vivo terbukti memiliki potensi sebagai antidislipidemia dan secara in vitro memiliki aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase dan lipase.
kata kunci: Allium ascalonicum, dislipidemia, hydroxymethylglutaryl KoA reduktase, lipase, kardiovaskuler.
No copy data
No other version available