Text
T274- Pengetahuan Sikap dan Perilaku Tenaga Kefarmasian Dalam Deteksi Kasus, Monitoring Pengobatan, dan Edukasi Tuberkulosis di Apotek Wilayah Kabupaten Bandung Jawa Barat (R. Mersa Nurain Kausar; Ivan Surya Pradipta, S.Si., M.Sc., Ph.D; Dr. Efi Fitriana, M.Si)
Tenaga kefarmasian di apotek wilayah Kabupaten Bandung berpotensi dalam memberantas tuberkulosis (TB), mengingat kematian akibat TB di Kabupaten Bandung menduduki posisi ketiga di Jawa Barat pada tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan (K), sikap (A), dan perilaku (P) tenaga kefarmasin di apotek dalam aktivitas deteksi kasus, monitoring pengobatan, serta edukasi TB. Studi cross sectional dilakukan terhadap 283 partisipan yang terdiri dari 167 apoteker dan 116 tenaga teknis kefarmasian dari 202 apotek di Kabupaten Bandung dengan pengalaman kerja minimal 6 bulan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengukuran KAP dilakukan dengan analisis deskriptif. Faktor yang mempengaruhi KAP diuji dengan menggunakan analisis linier berganda serta uji beda. Secara umum, partisipan memiliki pengetahuan yang baik mengenai penyebab, cara penularan, tanda dan gejala TB. Namun, pengetahuan mengenai faktor resiko, pemeriksaan bakteriologis, regimen obat anti tuberkulosis (OAT), serta cara penggunaan OAT masih perlu ditingkatkan. Mayoritas partisipan merasa memiliki peran besar dan mampu melakukan deteksi kasus, monitoring pengobatan, serta edukasi TB. Namun, 52% partispan merasa masih memiliki hambatan untuk melaksanakan deteksi kasus. Sebagian besar partisipan merasa bahwa mereka tidak mendapatkan keuntungan yang bersifat finansial dan non-finansial jika melakukan praktek deteksi kasus, monitoring pengobatan, serta edukasi TB. Hanya sebagian kecil partisipan yang rutin melakukan deteksi kasus serta melakukan monitoring pengobatan TB setiap minggunya. Partisipan yang melakukan praktek edukasi setiap minggu hanya sebesar 2,1%. Praktek tenaga kefarmasian terhadap deteksi kasus, monitoring pengobatan, serta edukasi TB masih tergolong rendah. Faktor sosiodemografi yang mempengaruhi pengetahuan adalah latar belakang pendidikan (B 0,734). Faktor yang mempengaruhi sikap adalah pelatihan (B 1,791). Sedangkan faktor yang mempengaruhi perilaku adalah: jenis pekerjaan (B -4,531), jumlah apotek (B 1,857), jumlah tenaga di apotek (B -0,323), serta pelatihan (B 1,649), dengan seluruh nilai p
No copy data
No other version available