Text
4393- Skrining Senyawa Dalam Herba Ciplukan (Physalis Angulata L.) Terhadap Reseptor Penanda Aktivitas Antifibrosis TGF β1, PDGFRβ, M2BP, dan Antiinflamasi IL-6, CRP, COX-2 Secara In Silico (Nazhmi Fauzan Fadhl Rahman; Dr. Ade Zuhrotun, M.Si; Dr. Sandra Megantara, M.Farm)
Pengobatan tradisional dipercaya memiliki efek samping yang lebih rendah dari obat sintetis. Salah satu tanaman obat di Indonesia yaitu ciplukan (Physalis angulata L.) diketahui memiliki aktivitas terhadap fibrosis. Namun, terdapat senyawa dalam ciplukan yang belum diketahui apakah memiliki aktivitas antifibrosis paru dan hati terhadap reseptor tertentu. Penelitian ini bertujuan menelusuri aktivitas senyawa dalam ciplukan terhadap fibrosis paru dan hati. Penelitian dilakukan secara in silico melalui penambatan molekuler, pemodelan farmakofor, prediksi aturan Lipinski, dan prediksi ADMET. Hasil menunjukkan dari 29 senyawa uji terdapat 23 senyawa menunjukkan aktivitas antifibrosis terhadap TGF-β1, 27 senyawa terhadap PDGFRβ, 27 senyawa terhadap M2BP. Untuk reseptor antiinflamasi sebanyak 27 senyawa terhadap IL-6, 28 senyawa terhadap CRP, 7 senyawa terhadap COX-2. Berdasarkan aturan Lipinski, sejumlah senyawa tersebut terkecuali all-trans-β-carotene, myricetin 3-O-neohesperidoside, physagulin D, physalin D, physalin E, physalin U, dan saponin, berpotensi baik dikembangkan sebagai obat oral. Dari sejumlah senyawa yang berpotensi sebagai obat oral, terdapat 20 senyawa memiliki absorbsi baik, 13 senyawa memiliki distribusi baik, 16 senyawa yang tidak mutagen dan 2 senyawa tidak karsinogen. Keseluruhan terdapat 21 senyawa uji yang berpotensi menjadi obat oral untuk fibrosis paru dan hati.
Kata kunci: Antifibrosis, Antiinflamasi, In Silico, Penambatan Molekuler, Physalis angulata
No copy data
No other version available